TULUNGAGUNG – Sampai kini masih ada 10 desa di Tulungagung yang terindikasi sebagai desa rawan pangan. Tersebar di dua kecamatan, yakni pada Kecamatan Sendang dan Pagerwojo.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Tulungagung Agus Siswantoro mengungkapkan, desa tersebut dianggap pasokan ketersediaan pangannya kurang sehingga terindikasi berpotensi sebagai desa rawan pangan. Namun, rawan pangan di Tulungagung sifatnya masih teridentifikasi sehingga ketika tidak ditangani bisa saja terjadi kerawanan pangan. “Di Kecamatan Sendang ada, di Kecamatan Pagerwojo juga ada, tetapi tidak banyak. Namun, kerawanan pangan bukan berarti masyarakat paceklik makan. Masyarakat tetap memiliki cadangan pangan. Ya karena rumusnya adalah beras, padahal masyarakat bisa mengonsumsi ketela ataupun jagung sebagai pengganti,” jelasnya.
Dia menjelaskan, penyebab sebuah desa menjadi rawan pangan karena banyak faktor. Salah satunya, jumlah produksi padi pada wilayah desa tersebut kecil apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk. Jika dipersentasikan kurang dari normal sehingga bisa dikatakan desa rawan pangan. Juga bisa saja karena faktor geografis, karena pada beberapa tanah di daerah Tulungagung kurang begitu mendukung untuk ditanami padi sehingga hasil panen tidak maksimal.
“Contoh di wilayah Kecamatan Pagerwojo, padi di sana kurang baik. Petani di sana lebih memilih untuk menanam rumput gajah ketimbang padi. Ditambah, apabila melihat siklus pertanian di sana masih mengandalkan sistem pengairan sawah tadah hujan ketimbang irigasi teknis. Apalagi, sekarang hujan tidak bisa diprediksi sehingga dalam setahun hanya panen satu kali,” jelasnya.
Dari tahun ke tahun, jumlah desa rawan pangan di kabupaten ini semakin berkurang. Tren jumlahnya mengarah ke penurunan, meski diakui untuk mengentaskan desa rawan pangan butuh proses dan waktu. Desa rawan pangan bisa dientaskan melalui peningkatan produksi pertanian di desa setempat yang bermuara pada cadangan pangan yang kuat.
Dia mengaku mempunyai beras untuk cadangan pangan sebesar 17,5 ton. Itu bisa digunakan untuk mengatasi kerawanan pangan di kabupaten ini, baik disebabkan oleh faktor-faktor teknis ataupun kerawanan pangan yang disebabkan karena adanya bencana.
“Mungkin saja ada banjir atau longsor yang menyebabkan masyarakat gagal panen dan paceklik, maka beras tersebut akan dikeluarkan untuk membantu. Gudang kita ada di Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Tulungagung,” tutupnya. (mg1/c1/din)