TRENGGALEK – Segenap stakeholder harus bisa menyukseskan vaksinasi anak usia enam sampai 11 tahun. Pasalnya, hingga saat ini vaksinasi bagi anak yang mulai dicanangkan di Trenggalek pada 3 Januari lalu, masih kurang dari 100 persen.
Ini terlihat berdasarkan data yang didapat Jawa Pos Radar Trenggalek dari dinas kesehatan, pengendalian penduduk, dan keluarga berencana (Dinkes PPKB). Capaian vaksinasi dosis I bagi anak-anak masih sekitar 80,52 persen dari target 56.708 anak. Dengan demikian, dari jumlah tersebut ada 46.664 anak sudah divaksin, dan 10.044 anak belum divaksin. Jumlah tersebut harus digenjot, mengingat saat ini vaksinasi dosis II bagi anak telah dilaksanakan. “Untuk dosis II baru berjalan minggu ini, dan pencapaian masih sekitar 2,02 persen atau sekitar 1.148 anak,” ungkap Kepala Dinkes PPKB Trenggalek dr Saeroni.
Dia melanjutkan, belum tercapainya 100 persen vaksin dosis pertama bagi anak-anak tersebut karena berbagai faktor. Seperti belum ada jadwal, anak berhalangan mengikuti, belum fit, hingga masih adanya orang tua anak yang enggan anaknya diberi vaksinasi Covid-19. Tentu hal tersebut menjadi kendala dalam melakukan percepatan vaksinasi untuk anak. “Masih adanya orang tua yang tidak setuju anaknya divaksin itu salah satu kendala kami, mungkin itu disebabkan karena mereka termakan isu-isu negatif dari vaksinasi Covid-19,” katanya.
Kendati demikian, OPD di Jalan dr Soetomo itu akan terus berupaya meningkatkan vaksinasi untuk anak tersebut. Dengan cara memberikan pemahaman kepada orang tua anak yang berusia enam hingga 11 tahun. Apalagi, tim vaksinator juga tidak sembarangan melakukan vaksinasi Covid-19 kepada anak. Sebelum diberikan vaksin, para peserta akan melakukan pengecekan atau skrining oleh petugas kesehatan atau dokter yang telah teruji. Jika dari hasilnya dinilai tidak dapat menerima vaksin, maka pihaknya tidak akan memberikan vaksin tersebut.
Proses vaksinasi terhadap anak akan terus dilakukan hingga sesuai target. Itu dilakukan agar anak terhindar dari bahaya Covid-19, juga guna mendukung proses pembelajaran tatap muka (PTM). Sebab, vaksin tersebut merupakan modal besar untuk keselamatan anak terutama yang sudah sekolah. “Karena itu, kami mohon kepada semua pihak untuk mendukung program pemerintah ini agar semua terlindungi,” jelas mantan Direktur RSUD dr Soedomo Trenggalek ini.(jaz/c1/rka)