KOTA BLITAR – Kerusakan infrastruktur jalan tidak hanya dipicu dari pengaruh iklim dan aktivitas kendaraan melebihi kapasitas jalan. Namun, hal itu juga akibat saluran drainase yang diduga tidak proporsional. Akibatnya, air tidak bisa terserap lebih cepat dan merusak struktur material jalan.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Blitar, Hamdan Zulfikri Kurniawan mengatakan perlu pengadaan pembangunan ulang drainase di Kabupaten Blitar. Sebab, pihaknya menilai drainase saat ini tidak sesuai dengan ketentuan. “Perawatan drainase di Kabupaten Blitar dilakukan dengan pembangunan ulang,” ujarnya kemarin (1/2).
Hamdan -sapaan akrabnya- menilai pembangunan ulang tersebut dilakukan akibat kesalahan saat pembangunan. Seharusnya, pembangunan drainase lebih awal daripada pengerasan jalan. Hal ini untuk mengantisipasi agar drainase bisa berfungsi secara maksimal. “Pembangunan jalan mantap itu mendahulukan pembangunan drainase daripada pengerasan jalan,” jelasnya.
Kesalahan dalam pembangunan ini berdampak cukup fatal. Air menggenang lebih lama di jalan saat hujan tiba karena komponen penunjang jalan belum memadahi. “Jika air menggenang terlalu lama, jalan dan drainase cepat rusak,” terang pria berkacamata ini.
Saat ini, tercatat sekitar 150 titik drainase yang tidak layak. Pihaknya mengusulkan pembangunan ulang pada drainase tersebut. Lokasi drainase yang membutuhkan pembangunan ulang merata ada di wilayah Kabupaten Blitar. Di antaranya, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Garum, Kecamatan Udanawu, Kecamatan Kademangan, dan Kecamatan Talun.
Hamdan mengatakan, anggaran yang digunakan untuk pembangunan drainase ini tidak begitu banyak. Itu jika dibandingakan dengan kebutuhan anggaran untuk pembangunan infrastruktur lainnya.
Sayangnya, dia irit bicara mengenai besaran anggaran yang dibutuhkan. Alasanya, khawatir jumlah kebutuhan yang diusulkan tidak sesuai dengan realisasi anggaran yang disediakan untuk kegiatan tersebut. “Kami tidak mau mengira-ngira besaran anggaran yang akan dibutuhkan,” paparnya.
Rencananya, pembangunan ulang akan dilakukan pada Maret mendatang. Namun, pihaknya tidak bisa memprediksi estimasi waktu pembangunan tersebut. “Kami akan mengupayakan pembangunan secepatnya agar tidak terjadi bencana,” tandasnya. (mg1/c1/hai)