Trenggalek – Dinas Perhubungan (Dishub) Trenggalek mengonfirmasi bahwa pengembangan fisik Pelabuhan Niaga Prigi (PNP) tahun anggaran (TA) 2023 nihil. Persentase pembangunan fisik dari PNP pun masih sama 50 persen.
PNP yang terletak di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, itu masih kategori pengumpan lokal. Namun, sejak dimulainya pengerjaan awal pada 2017, bagian trestle dan dermaga belum menyentuh 100 persen. Indikasinya, dari perencanaan awal sepanjang 150 meter, tetapi masih 75 meter yang telah selesai dikerjakan. “Pengembangan fisik dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) provinsi nihil,” kata Kepala Dishub Trenggalek Sigid Agus Hari Basoeki, saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Trenggalek.
Sigid mengakui bahwa fisik PNP merupakan otoritas dari Pemprov Jatim sehingga urusan progres fisik PNP bergantung dengan suntikan anggaran pemprov. Dalam hal ini, Pemkab Trenggalek hanya memberikan dukungan melalui fasilitasi penyediaan lahan seluas 1,2 hektare (ha).
Biarpun peran pemkab sebatas fasilitasi lahan, ke depan pemkab tetap dapat menangkap peluang untuk meningkatkan pendapatan daerah dan mendongkrak perekonomian masyarakat Watulimo.
Karena itu, Pemkab Trenggalek juga mulai menyuntikkan sejumlah APBD untuk persiapan pengoperasionalan PNP. Di 2023, Sigid menyebut, APBD Trenggalek untuk program nonfisik yang berkaitan dengan PNP senilai puluhan juta.
“Dari APBD kabupaten Rp 30 juta. Fasilitasi pembangunan, penerbitan izin pembangunan, dan pengoperasian pelabuhan pengumpan lokal,” jelasnya.
Berlanjut di sisi teknis, Sigid mengatakan, program nonfisik yang bersumber dari APBD Trenggalek itu untuk membina pelaku wisata maritim. “Yang terus kita bantu pengembangannya, misal pemenuhan legalitas kapal dan pemahaman tentang keamanan dan keselamatan kapal, juga rakor-rakor sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Lain itu, salah satu tujuan dari pembangunan PNP yakni untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Jawa bagian selatan. Rencana panjangnya, beberapa kawasan pesisir Selatan akan memiliki beberapa pelabuhan dengan rute pendek-pendek. “Rencananya, formatnya short sea shipping (SSS). Jadi, rute pendek-pendek untuk bisa memberikan layanan distribusi barang, baik di Jawa bagian selatan,” ungkapnya. (tra/c1/rka)