TRENGGALEK – Masyarakat Bumi Menak Sopal khususnya para pedagang gorengan harus bersabar menghadapi puasa tahun ini. Pasalnya, diprediksi kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini akan terus terjadi hingga sekitar empat bulan ke depan. Diperkirakan kondisi antrean para pembeli minyak goreng yang terjadi saat ini akan terus terjadi hingga setelah hari raya ke depan.
Untuk itu, masyarakat harus bisa menghemat minyak goreng yang dimilikinya saat ini, agar tidak kehabisan ketika memasuki Lebaran. “Kelangkaan ini terjadi sekitar bulan kemarin (Febuari, Red), sejak pasokan dari distributor ke kami dikurangi dan menurut keterangan akan berlangsung hingga Juli ke depan,” ungkap salah satu pemilik toko grosir di Trenggalek yang kerap menjual minyak goreng, Dwi Hariani.
Dia melanjut, hal tersebut terjadi lantaran kurangnya pasokan bukan hanya dari distributor, melainkan juga dari produsen. Itu terlihat dari pasokan minyak goreng curah yang biasanya empat tangki setiap minggunya dengan kapasitas 16 ton, kini hanya mendapat satu tangki. Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada minyak goreng kemasan, dari yang sebelumnya mendapatkan pasokan seribu karton setiap hari dengan kapasitas 12 liter per karton, kini hanya dapat 500 karton. Itu pun tidak tentu dilakukan setiap hari. “Itu yang menjadi kendala kami untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng bagi masyarakat,” katanya.
Karena itu, dirinya dan pedagang lainnya memaksimalkan stok yang ada untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Seperti untuk pembelian minyak goreng curah, para pembeli harus membawa fotokopi kartu keluarga (KK). Karena, agar semua terlayani, setiap KK tersebut diberi jatah maksimal dua jeriken minyak goreng dengan berat sekitar 35 kilogram. Sedangkan untuk minyak goreng kemasan diberlakukan pembelian dengan sistem celup jari. Dengan pembelian sistem paket yang berisi lima liter minyak goreng tiap paketnya. “Ini kami lakukan agar seluruh masyarakat bisa terlayani,” jelasnya.
Di lain pihak, salah satu pengusaha alen-alen di Trenggalek, Sundari mengaku sangat dirugikan akan hal tersebut. Sebab biasanya pesanan mendekati puasa ini sangatlah banyak, namun hal tersebut belum bisa terpenuhi lantaran minyak goreng langka. Apalagi saat ini dirinya dan produsen lainnya rela tidak memproduksi lantaran ingin antre minyak goreng. “Ini merupakan fenomena baru bagi pengusaha makanan di Trenggalek, sebab biasanya yang langka saat ini adalah bahan baku berupa tepung, namun saat ini minyak goreng,” imbuhnya.(jaz/c1/rka)