TULUNGAGUNG – Rencana pembangunan tol Tulungagung-Kepanjen (Agungblijen) sepertinya tak main-main. Delegasi dari tiga daerah sudah dilibatkan untuk mematangkan rencana tersebut.
Bahkan Selasa (22/2) besok, 43 desa di Tulungagung yang terdampak proyek diundang untuk mengikuti konsultasi publik dengan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR). “Benar. Konsultasi publik akan dilakukan Selasa lusa (besok),” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tulungagung, Santoso melalui sekretaris, Makrus Manan.
Dia mengatakan, konsultasi publik ini salah satu rangkaian dalam proses pembangunan jalan tol Tulungagung-Kepanjen. Konsultasi publik tersebut akan membahas studi analisa dampak lingkungan (amdal) pada proyek tol tersebut. Karena itu, peserta yang diundang merupakan desa-desa yang terdampak, instansi, dan lembaga terkait. “Ada 43 desa yang ikut konsultasi publik amdal ini. Mereka desa yang diliwati tol,” katanya.
Lebih jauh, Makrus mengaku belum mengetahui persis kapan tol tersebut dibangun. Namun, kegiatan tersebut menunjukkan bahwa proyek tol bakal segera terealisasi. Hal itu bakal membawa dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tulungagung. “Info lengkapnya soal ini (tol Tulungagung-Kepanjen) nanti hari Selasa,” tandasnya.
Di tempat berbeda, Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tulungagung, Subianto mengatakan, tol Tulungagung-Kepanjen ini merupakan proyek prioritas Kementerian PUPR. Keberadaan tol tersebut diharapkan dapat memecah kepadatan lalu lintas di tiga wilayah tersebut. “Beberapa waktu lalu, sempat dibahas pre-feasibility study (FS). Beberapa forum juga mulai membahas proyek ini, bahwa itu proyek prioritas PUPR,” katanya.
Dari desain awal yang diterimanya, ada sekitar 7 kecamatan yang dilewati trase tol tersebut. Yakni, Rejotangan, Ngunut, Sumbergempol, Kedungwaru, Boyolangu, Tulungagung hingga Gondang. Namun, sebut Subianto, ini bisa berubah karena tahapan pembangunan. “Itu belum fix. Bisa berubah menyesuaikan kondisi daerah,” jelasnya.
Bahkan, pria ramah ini memprediksi pengerjaan proyek tol Tulungagung-Kepanjen itu tidak bersamaan dengan tol Kediri-Tulungagung. “Tol Kediri-Tulungagung ini akan dibangun lebih dulu. Karena jelas, dia sudah masuk Perpres 80/2019, yang mana masuk proyek strategis nasional (PSN). Selain itu, tahapan Tol Kediri-Tulungagung sudah jauh daripada tol Tulungagung-Kepanjen yang masih konsultasi publik,” tandasnya.(lil/c1/rka)
