KOTA BLITAR – Performa sejumlah pemain Askot PSSI Blitar di gelaran Porprov ke-VII Jatim memikat pengurus asosiasi di tingkat provinsi. Indikasinya, Asprov PSSI Jatim melayangkan surat pemanggilan beberapa pemain Askot untuk mengikuti seleksi Pra PON Aceh-Sumut.
Ketua Askot PSSI Blitar, Yudi Meira mengatakan, total ada lima penggawa tim porprov Askot yang dipanggil oleh Asprov. Mereka adalah M. Eka Nur Rochim, Ahmad Rizky Yulianto, M. Reza Priyo Santoso, Samudra Andi Gustian Putra, dan Zacky Maharim Abdillah. “Mereka diminta untuk mengikuti seleksi tim yang akan mewakili Jatim untuk PON Aceh-Sumut,” jelasnya.
Dalam surat resmi yang ditandatangi oleh Sekretaris Asprov Jatim, Dyan Puspito Rini, diketahui bahwa Asprov melakukan talent scouting alias pemantauan bakat para pemain yang berlaga di fase kualifikasi maupun gelaran utama Porprov ke-VII Jatim. Hasilnya, total ada sebanyak 32 pemain se-Jatim yang dipanggil untuk seleksi pra PON, termasuk lima pemain dari Kota Patria.
Stadion Gajayana, Kota Malang dipilih menjadi venue pelaksanaan seleksi pemain yang digelar selama dua hari ini. Yakni pada 4-5 Agustus. Kelima pemain Askot ini dijadwalkan bertolak ke Kota Malang pagi ini (4/8). Agenda seleksi digelar mulai pukul 13.00. “Besok pagi (hari ini, Red) kita berangkatkan anak-anak ke Malang, karena siang mereka sudah harus menjalani seleksi,” bebernya.
Dia mengaku tak heran lima pemainnya diberi slot untuk melakoni seleksi pra PON. Sebab, lima pemain yang dipanggil memang memiliki skill di atas rata-rata, khususnya Zacky Maharim yang tampil garang di sepanjang putaran fase kluafikasi porprov. Bahkan, remaja asli Kota Blitar itu mencatatkan namanya sebagai top scorer di fase kualifikasi yang digelar pada Mei lalu.
“Secara administratif, kelimanya adalah pemain asli Kota Blitar. Kalau dari segi permainan, Asprov menilai mereka punya kapasitas untuk diberi kesempatan melakoni seleksi dan mewakili Jatim pra PON. Kalau sudah begitu, wajar jika mereka dipanggil,” ujarnya.
Ada beberapa fase yang harus dilalui oleh pemain sebelum dipastikan berhak berlaga di gelaran utama PON 2025 Aceh-Sumut. Pertama, pemain harus lolos seleksi awal. Jika lolos, pemain berhak membela tim Jatim di fase pra PON alias kualifikasi. Lalu, tim yang lolos dipastikan berhak untuk berlaga di PON. “Setelah lolos dari seleksi awal, mereka harus mengikuti program puslatda Jatim selama beberapa tahun sampai gelaran utama,” ungkapnya.
Dia meminta anak asuhnya menatap agenda seleksi ini secara serius. Sebab, ini merupakan kesempatan bagi para pemain Kota Patria untuk menapaki panggung yang lebih besar. “Kalau harapan saya, tentu lima anak kita bisa lolos. Kalaupun ternyata tidak, kita berharap setidaknya masih ada dua atau tiga pemain bisa nyantol di tim yang mewakili Jatim,” harapnya. (dit/c1/ady)