TULUNGAGUNG – Usai banjir hingga tiga kali seminggu, Desa Talun Kulon, Kecamatan Bandung, juga mengalami tanah retak tanah di Dusun Brenggolo, kemarin (10/10). Jika terjadi hujan deras lagi, berpotensi keretakan tanah lebih parah dan beberapa warga di dusun tersebut harus ngungsi.
Salah satu rumah terdampak di Dusun Brenggolo itu milik Wagiran. Lokasi rumahnya hanya bisa dilalui satu mobil saja. Jalan menuju rumah tersebut menanjak dan kondisi tanah gembur, sehingga mudah tergerus ketika datang hujan dengan instensitas tinggi.
“Saya baru mengetahui jika rumah saya retak itu Minggu malam (9/10) saat hendak ke kamar mandi. Tembok kamar mandi retak lebih sekitar dua meter. Selain itu, tanah di dalam rumah dan tembok luar bagian kiri rumah saya retak,” ujar Wagiran.
Dia melanjutkan, hingga sekarang masih belum bisa melakukan perbaikan rumah. Lantaran masih takut jika sudah dibenahi terjadi hujan lagi dan keretakan akan bertambah. Alhasil hanya membersihkan rumah dari bekas banjir Minggu malam.
Wajah semringah tampak pada Wagiran usai mendapatkan bantuan sembako dan kebutuhan rumah tangga dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung. Namun perlu ada tindakan lebih dari ini agar nanti tidak terjadi lagi tanah retak.
“Ada sekitar 6 kepala keluarga (KK) yang terdampak tanah retak di Dusun Brenggolo. Namun bila kondisi tanahnya nanti tetap seperti ini, kami akan mengungsikan mereka ke saudaranya yang berada di bawah,” ujar Kepala Desa Talun Kulon, Surayi.
Dia menyebut 6 rumah yang terdampak itu masih menempati rumahnya masing-masing hingga sekarang. Lantaran, masih menganggap kondisi di rumahnya aman dan masih belum berpikir akan mengungsi di mana kedepannya.
Dia menjelaskan, ternyata di atas rumah Wagiran masih ada jalan menunju satu RW yang jumlahnya sekitar 400 warga. Namun kondisi di atas tergolong aman, sehingga tidak dianjurkan untuk mengungsi. “Kondisi rumah terdampak tanah retak, bila ada fondasi rumah bergeser dan tembok-tembok retak. Namun warga masih merasa aman menempati rumahnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto yang ikut meninjau lokasi tanah retak di Desa Talun Kulon, menganggap kondisi tanahnya memang labil. Bila nanti terjadi hujan lagi, kegemburan tanah bisa mengakibatkan longsor lebih parah. Maka diimbau kepada pemerintah desa (pemdes) untuk menyiapkan penginapan sebagai antisipasi adanya korban yang mengungsi. “Kalau kedepannya terjadi hujan deras, kami mengimbau kepada warga untuk mengungsi ke tempat lebih rendah atau yang telah disediakan pemerintah desa. Kami telah mengarahkan pemerintah desa untuk siap siaga saat kondisi cuaca ekstrem,” pungkasnya.(jar/din)