KOTA BLITAR – Dari ratusan atlet Kota Blitar yang turun di ajang Porprov ke-VII Jatim bulan ini, sosok dua pebasket Erlina Christiana dan Erlita Christiana paling menyita perhatian. Bukan hanya karena skill mendribel bola di atas rata-rata, tapi keduanya kombo kembar di tubuh induk cabor Perbasi Kota Blitar.
Puluhan remaja putra putri “mandi peluh” di lapangan basket SMAN 1 Blitar malam itu. Bukan hanya sekadar bermain bola basket, mereka adalah tim yang dipersiapkan Perbasi Kota Blitar untuk turun di ajang Porprov ke-VII Jatim.
Di bawah ring sisi utara lapangan itu menjadi titik berlatih bagi tim putri. Satu per satu bergantian melempar bola ke arah ring. Dari belasan atlet putri itu, dua di antaranya kembar. Yakni, Erlina Christiana dan Erlita Christiana.
Beberapa saat kemudian, pelatih menginstruksikan anak asuhnya untuk mencukupkan sesi latihan. Tak lantas pulang, si kembar menyempatkan waktu untuk berbincang dengan Jawa Pos Radar Blitar. “Ini porprov kedua kami. Karena kami juga turun di porprov pada 2019,” kata si kakak, Erlina.
Remaja yang akrab disapa Nana itu mengaku banyak pengalaman berharga selama ikuti porprov. Termasuk pada 2019 lalu. Salah satunya faktor psikis. “Di porprov sebelumnya, mungkin kita lebih meremehkan lawan sehingga tidak menyangka bahwa ternyata lawan bisa bermain lebih bagus,” sebut pebasket yang berposisi sebagai shooter-attacker itu.
Dia menyebut, kans tim basket putri Kota Blitar di porprov tahun ini terbilang lebih besar. Sebab, selain diisi banyak pemain senior, tim putri Perbasi Kota Blitar juga datang ke venue porprov dengan segudang pengalaman bertanding. “Tahun ini kami lebih berpotensi untuk dapat medali. Jadi tinggal bagaimana kita menjaga permainan tim,” ujar Nana.
Si adik, Tata, juga tak ketinggalan memberikan komentar. Pebasket yang berposisi sebagai playmaker ini memastikan jika chemistry antarkeduanya sudah terbentuk sejak lama. Faktor nonteknis ini juga diharapkan bisa mengatrol prestasi tim basket putri Kota Patria.
“Saya sama dia (Nana, Red) banyak sharing. Itu yang membuat kami berdua bisa ‘klik’ saat bertanding. Karena sudah saling tahu sifat dan kebiasaan masing-masing. Baik di dalam ataupun di luar lapangan,” kata remaja kelahiran 24 Februari 2004 itu.
Meski kompak di atas lapangan, duo kembar ini punya kebiasaan yang juga biasa dimiliki oleh sebagian besar pasangan kembar pada umumnya. Yakni, soal perbedaan sikap dan prinsip. Di luar lapangan, Tata dikenal lebih ceriwis dan usil, sedangkan Nana dikenal memiliki sifat yang tenang dan lebih pendiam. Itu membuat keduanya tak jarang terlibat adu argumen kecil. Terlebih saat keduanya beranjak remaja. “Karena saya lebih suka bercanda. Jadi, sering juga saya goda Nana agar bisa bercanda,” jelas Tata lantas terkekeh.
Justru hal itu yang membuat chemistry antarkeduanya semakin kuat. Buktinya, Tata dan Nana kembali dipercaya oleh induk cabor untuk membawa nama Kota Blitar di multievent terakbar tingkat provinsi tahun ini. Oleh sebab itu, keduanya berkeingingan untuk membawa tim putri ke babak final. “Lalu, setelah porprov tahun ini, kami ingin main di PON dan Liga Mahasiswa. Yang penting fokus di event tahun ini terlebih dahulu,” kata si kembar kompak. (*/c1/wen)