TULUNGAGUNG – Kabar kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, membuat antrean panjang pada beberapa SPBU di Tulungagung. Antrean tersebut dipenuhi berbagai jenis kendaraan bermotor, mulai dari sepeda motor, mobil, dan pedagang bensin eceran. Tak sedikit pedagang bensin eceran berdatangan ikut mengantre sebelum perkiraan harga BBM mulai naik.
Ada 3 titik SPBU yakni di jalan nasional III Karangwaru, Kecamatan Tulungagung; SPBU di jalan dr Sutomo Karangwaru, Kecamatan Tulungagung; dan SPBU di Jalan Pahlawan Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru. Terlihat kondisi SPBU di ketiga titik tersebut dipenuhi antrean kendaraan guna membeli BBM, salah satunya yakni pedagang bensin eceran. Pedagang bensin eceran membawa drum dengan motor dan mobil guna menyediakan stok BBM yang akan mereka jual secara eceran. Drum yang mereka bawa pun bervariasi dengan total kapasitas 20 liter dan 25 liter.
Salah satu warga, Aziz mengatakan harus mengantre sekitar 15 sampai 20-an menit untuk mendapatkan pelayanan pembelian BBM di SPBU.
Menurut dia, antrean panjang tersebut dikarenakan kabar kenaikan harga BBM dengan jenis Pertamax per 1 April. Antrean tersebut dipenuhi oleh sepeda motor, mobil, dan bus mini. “Tadi antrean di SPBU cukup banyak,” jelasnya, Kamis (31/3).
Dia menambahkan, selain sepeda motor, mobil, dan bus mini, tak sedikit antrean pembelian BBM juga dipenuhi pembeli yang menggunakan drum sehingga membuat antrean tersebut mengekor panjang. Pembeli BBM dengan drum tersebut merupakan pedagang BBM eceran ataupun pertamini. Adapun drum yang mereka bawa yakni drum berkapasitas 20-60 liter. “Tadi ada juga sekitar 3 orang yang membeli BBM menggunakan drum,” tutupnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi, Deni Yudiantoro mengatakan, kini kondisi harga minyak mentah dunia melonjak tajam. Kenaikan tersebut terjadi usai minyak mentah Amerika Serikat (AS) menurun lebih banyak dari yang telah diprediksi sebelumnya. Akibatnya, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 3,58 dolar AS (USD) atau naik 3,4 persen menjadi USD 07,82 per barel di New York Mercantile Exchange. “Kini kondisi harga minyak mentah dunia sedang melonjak tajam,” jelasnya.
Lanjut dia, tak hanya itu, harga minyak mentah berjangka Brent juga naik USD 3,22 atau naik 2,9 persen menjadi USD 113,45 per barel di London ICE Futures Exchange. Kenaikan harga minyak tersebut juga merupakan dampak terjadinya operasi militer Rusia terhadap Ukraina. Dampak signifikan kenaikan minyak dunia membuat harga BBM di indonesia juga dipastikan akan mengalami kenaikan. Merujuk pada keterangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga keekonomian Pertamax saat ini telah mencapai Rp 16 ribu per liter atau jauh melebihi harga jual Pertamina yakni Rp 9 ribu per liter. Tidak naiknya harga BBM di Indonesia pasti akan berimbas pada beban anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) yang akan membengkak. “Dengan tingginya harga minyak mentah dunia tersebut pasti akan berdampak bagi Indonesia,” paparnya.
Dia menambahkan, sama dengan produk komoditas lainnya, saat akan diprediksi mengalami kenaikan pasti akan terjadi panic buying. Keadaan tersebut bisa dilakukan oleh masyarakat sebagai end user dan bisa dilakukan oleh pedagang eceran. Kenaikan pada produk Pertamax yang direncanakan di awal bulan pastinya dimanfaatkan oleh pedagang eceran untuk membeli di harga lama dan menjual dengan harga yang baru. “Kenaikan yang cukup besar tersebut pastinya akan membuat keuntungan pedagang eceran menjadi lebih besar saat mampu memperoleh pasokan dengan harga yang lama,” pungkasnya. (mg2/c1/din)