MUNJUNGAN, Radar Trenggalek – Masyarakat Bumi Menak Sopal harus tetap waspada akan ketidakpastian cuaca akhir-akhir ini. Pasalnya, Trenggalek memiliki potensi berbagai bencana seperti yang terjadi di wilayah Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, kemarin (31/1).
Ini terlihat sekitar pukul 04.00 di wilayah tersebut, khususnya di sekitar Pantai Blado wilayah RT 11 RW 03, Dusun Singgihan, terjadi angin kencang. Tak ayal, saking kerasnya embusan angin, hingga merusak atap dua rumah dan satu bagian depan rumah di tepi pantai. Untung saja, kendati sangat keras, angin hanya merusak sebagian atap rumah tersebut sehingga tidak ada korban jiwa. “Dari tiga rumah yang mengalami kerusakan itu, satu atap di antaranya roboh,” ungkap Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek Tri Puspitasari. Dia melanjutkan, terparah terjadi di rumah Tukiyem yang mengalami roboh dengan panjang sekitar 5 meter dan lebar sekitar 1,5 meter, dengan kerugian mencapai Rp 2 juta. Selain itu, atap depan rumah Yuyun dan Koimun dengan kerugian masing-masing Rp 500 juta. Sebab, selain genting, itu juga merusak asbes. “Setelah menerima laporan itu, kami langsung menerjunkan tim reaksi cepat (TRC) ke lokasi,” katanya.
Tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada dampak lain akibat angin kencang. Dari situ, diketahui dampak akan bencana angin kencang tersebut tidak banyak lantaran tidak sampai membuat pemilik rumah mengungsi. Untuk itu, BPBD bersama instansi lainnya dan juga masyarakat langsung melakukan penanganan. Selain itu, kewaspadaan akan ancaman bencana harus terus dilakukan. Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah Trenggalek bisa dikatakan masih memiliki potensi cuaca ekstrem. Sebab, Trenggalek memiliki potensi hujan sedang, hingga lebat yang disertai petir. Untuk wilayah Trenggalek, hal itu bisa terjadi di wilayah Kecamatan Kampak, Watulimo, Gandusari, Pogalan, dan Durenan. “Proses penanganan di lokasi angin kencang, kami lakukan dengan pembersihan secara gotong royong. Semoga tidak terjadi bencana susulan, kendati saat ini potensi bencana masih ada, ” jelasnya. (jaz/c1/rka)