KABUPATEN BLITAR – Pembubaran skuad PSBI Blitar menyisakan pekerjaan rumah (PR) bagi manajemen. Kali ini, para pengambil kebijakan dipusingkan dengan rencana kerjasama dengan para sponsor.
Presiden PSBI Blitar, Wima Brahmantya mengaku, ada sekitar lima pihak yang bekersama sama sebagai sponsor. Nah, manajemen harus berkomunikasi intens dengan mereka. Adapun poin yang dibahas, soal kelanjutan kerjasama. “Karena skuadnya sudah dibubarkan, maka aktivitas promosi sponsor juga berhenti. Tapi, kontrak yang diajukan kan selama satu musim kompetisi,” jelasnya.
Karena pemutusan kontrak secara sepihak, PSBI harus menanggung biaya kompensasi kepada sponsor. Agar tak terlalu membebani keuangan tim, manajemen PSBI sedang menimbang berbagai opsi. Salah satunya mengalihkan kerjasama untuk musim depan. Perlu diingat, Asprov PSSI Jatim memastikan jika musim kompetisi 2022/2023 tidak akan dimainkan tahun ini.
“Jadi, kontraknya tetap berjalan. Durasinya juga sama. Yang berbeda adalah waktu efektif untuk kegiatan promosi dari masing-masing pihak,” katanya.
“Sebelumnya, disepakati durasi promosi dilakukan sepanjang musim 2022/2023. Karena musim ini batal digelar, jadi kontraknya dialihkan ke musim 2023/2024 di tahun depan,” imbuhnya.
Menurut Wima, pihaknya sudah melaksanakan kewajiban sesuai apa yang tertera di dalam klausul kontrak yang diteken di awal musim 2022/2023. “Itu sudah kami lakukan. Misal, memasang logo sponsor di jersey tim dan publikasi di medsos,” ujarnya.
Manajemen tim berjuluk Singo Lodro ini memang kudu berhati-hati. Jika sampai salah dalam mengambil langkah, bukan tidak mungkin tim ini bakal kesulitan mencari sponsor untuk membantu tim di musim depan.
Karena itulah, kini PSBI masih fokus untuk menata “isi dompet” dan komunikasi dengan para sponsor. Bahkan, Wima mengaku bahwa pihaknya belum mulai berfikir untuk membentuk skuad baru alias menjaring pemain anyar. “Kalau itu (cari pemain, Red) bisa dilakukan nanti. Yang penting sekarang biar fokus ke internal manajemen dulu,” tandasnya. (dit/wen)