TULUNGAGUNG – Bagi Anang Mustofa, jika ingin memajukan desa harus masuk ke sebuah sistem sebagai penentu kebijakan atau kuasa anggaran. Pilihan Anang, sapaan akrabnya, itu ternyata tidaklah meleset. Sejak dilantik 2019 sebagai Kepala Desa Kendal Bulur, hingga kini banyak ide-idenya yang membuahkan hasil dan moncer.
“Niatan awal memang ingin mengubah Kendal Bulur menjadi lebih baik. Saya berpandangan di desa ini sangat potensial dalam perdagangan. Dilihat dari peta desa, Kendal Bulur tidak jauh dari perkotaan, sebagai desa penghubung antarkecamatan satu dengan kecamatan lainnya. Letaknya strategis, bagaimana agar pemberdayaan ekonomi warga semakin meningkat lebih baik. “Tidak melulu mengandalkan sektor pertanian, atau buruh petani saja,” jelas pria yang sebelumnya juga dilantik penggantian antarwaktu (PAW) Kades Kendal Bulur tahun 2018 itu.
Dia ingin memajukan desanya dalam visi misi, yakni membangun lapangan sekaligus tempat rekreasi keluarga. Akhirnya memilih membangun fasilitas olahraga karena Kendal Bulur pada waktu itu tidak mempunyai lapangan olahraga yang permanen dan masih pinjam tanah khas warga.
“Impian saya waktu itu membangun lapangan dilengkapi lintasan jogging track. Karena desa kami juga punya sekolah sepak bola (SSB). Jadi selain tempat olahraga juga tempat rekreasi keluarga, taman bermain anak dan lainlain. Konsep ini mampu diterima semua lembaga desa yang ada, BPD, LPM, RT, RW,” tegas suami Unci Iswari Yuliani itu.
Keinginan kuat untuk meningkatkan kesejahteraan warganya sangat tinggi hingga usai dilantik pada 2019. Dia langsung kerja menyiapkan kelembagaan organisasinya dan menatanya. Karena sebelumnya BUMDesa hanya simpan pinjam dan itu juga terkedala kredit macet. Maka ayah satu putri itu memprioritaskan Nangkula Park.
“Meskipun sempat diragukan namun yang utama tugas saya itu menata kelembagaan BUMDesa, memberikan trust, keyakinan atau lembaga desa lainnya, khususnya BPD. Kendal Bulur memiliki potensi perdagangan yang baik. Karena itu, dulu lokasi Nangkula Park sempat tiga kali ditawar investor untuk menjadi toko modern. Namun kami tolak, kenapa dibidik investor karena memang potensi strategisnya di bidang perdagangan. Saya pilih membangun fasilitas olahraga dan rekreasi keluarga,” tegas pria yang hobi keris dan burung berkicau itu.
Wisata desa Nangkula Park bagian dari destinasi wisata desa, jangan sampai meninggalkan identitas desa kearifan lokal. Taman bunga Celosia plus keris bagian dari menjaga kearifan lokal dan itu yang perlu diangkat. Tidak sembarangan menentukan mengambil prototipe luk tiga jangkung mangkurat, ngayomi jinankung, melindungi masyarakat, junjung derajat harkat martabat warga Kendal Bulur dan teryata terwujud, serta membawa nilai manfaat yang luas.
Banyak wisata desa yang terhipnotis pangsa pasar saja, tidak mempertimbangkan bahwa wisata desa itu harus mendukung kearifan lokal. Menampilkan miniataur-miniatur luar negeri, krisis identitas.