TULUNGAGUNG – Memanfaatkan hobi menjadi peluang bisnis juga dilakoni Andik Priyo Budi Utomo, 35. Pria asal Desa Sumberejokulon, Kecamatan Ngunut, ini mengambil peluang lukis bakar teknik pyrography untuk mendulang rupiah. Karyanya, umum dipesan sebagai hadiah atau cendera mata untuk orang tersayang.
Sengatan matahari siang itu terasa teduh. Terpayungi berbagai tanaman hias sehingga siapa pun akan betah bertamu di rumah Andik Priyo Budi Utomo di Desa Sumberejokulon, Kecamatan Ngunut.
Di salah satu ruang di rumahnya, tampak menumpuk lembaran papan kayu. Satu di antaranya, sedang dilukis Andik, sapaan akrabnya.
Melihatnya melukis, tampak menarik. Karena, dia menggunakan solder listrik sebagai media untuk menggambar di atas kayu. Kendati tampak mudah, namun perlu ekstra telaten dan hati-hati. Sebab, goresan dari solder tersebut bersifat permanen sehingga jika salah menggores harus mengulang dari awal. “Kalau yang ini kebetulan untuk pajangan rumah sendiri,” ucapnya, membuka obrolan dengan Koran ini.
Sejauh menekuninya, Andik tidak mengalami kesulitan. Apalagi, menggambar bukan hal asing bagi pria berusia 35 tahun ini. Sebab sebelumnya dia juga cukup lama berkecimpung di dunia seni. Hanya saja, dia merasa tertantang untuk menuangkan ekspresi dengan pyrography. ”Karena saya ingin mencoba hal baru,” sambungnya.
Gayung pun bersambut. Kreasinya banyak dilirik oleh teman dekatnya. Peluang itu pun lantas diseriusi Andik untuk mendulang rupiah. Kebanyakan peminat, minta digambarkan sketsa wajah. “Rata-rata minta dibuatkan sketsa wajah. Biasanya untuk kado atau mungkin cendera mata,”tuturnya.
Dalam teknik pyrography, terang Andik, harus fokus dan penuh konsentrasi saat menggoreskan solder tersebut. Apalagi menggambar sketsa wajah. Itu harus detail, dari garis mata, alis, dan rambut. Karena, kedetailan garis itu poin penting untuk menunjukkan kemiripan dengan aslinya. “Semakin detail, semakin menyerupai aslinya. Karena itu membutuhkan ketelatenan dan konsentrasi penuh untuk menyelesaikannya,” ujarnya.
Andik mengaku, untuk membuatnya memerlukan mood (suasana hati) yang baik untuk dapat menyelesaikan sebuah karya seni. Untuk satu buah karya berukuran standar 12R, memerlukan waktu setidaknya satu minggu. Tergantung tingkat kerumitan dari masing-masing gambar. “Pandemi cukup berpengaruh. Namun dengan adanya media sosial, masih diberi untung, karena orderan tetap masuk dari berbagai daerah,” tandasnya. (*/c1/rka)