ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Monday, March 27, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Berita Daerah Tulungagung

Andik Priyo Budi Utomo, Pembuat Inovasi Replika Kiswah Kakbah

by Intan Puspitasari
in Tulungagung
0

Berdayakan Tetangga, Penulisan Kaligrafi Dikerjakan Sendiri. Tidaklah mudah untuk melahirkan sebuah inovasi. Apalagi, seniman kaligrafi hampir ditemui di tiap kota. Namun, Andik Priyo Budi Utomo bisa membuat karya yang berbeda dengan replika kiswah KaKbah, hingga dilirik hampir seluruh daerah di tanah air.

Banyak seniman kaligrafi di Tulungagung, tetapi hanya sedikit yang bisa beradaptasi dan bertahan hingga kini. Salah satunya, Andik Priyo Budi Utomo. Warga Desa Sumberjokulon, Kecamatan Ngunut, ini hingga kini disibukkan dengan pembuatan replika kiswah Kakbah yang populer digunakan pada masjid.
Dia membuat replika kiswah Kakbah sudah dalam dua tahun terakhir. Karyanya itu ternyata menjadi pembeda dari seniman kaligrafi lainnya. Banyak pengurus masjid di tanah air tertarik dengan karya dari pria 38 tahun ini. Apalagi, karyanya banyak diketahui melalui promosi di sosial media (sosmed).

“Awalnya saya mendapatkan pesanan dari Pasuruan. Permintaan pesanannya seperti kiswah Kakbah, tapi itu diberi fotonya saja. Awalnya tanya-tanya, tapi akhirnya saya sanggupi setelah sharing ilmu dengan teman sesama perajin,” ujar Andik, kemarin (22/12).

Setelah karya pertamanya lahir, ternyata merasa masih belum sempurna. Namun, dia tetap mempromosikan dengan mem-posting karyanya di-Facebook. Tak disangka, banyak yang menanyakan dan tertarik terhadap kiswah buatannya. Di Karesidenan Kediri hanya dia yang memiliki kemampuan membuat replika kiswah Kakbah.

Dia menuturkan bahwa dalam seminggu bisa menyelesaikan satu biji kiswah dengan ukuran sekitar 3 meter. Dalam membuat kesenian khas Arab ini, dia dibantu dengan keponakan dan beberapa orang tetangganya. Namun, hanya dia yang bisa membuat kaligrafi, sedangkan keponakan serta tetangganya hanya mewarnai dan memotong bahan.

Dia mengaku mengalami kesulitan mencari teman untuk membantu membuat kaligrafi di karya kiswahnya. Teman kerjanya juga harus seniman sehingga bisa mengerti tulisan kaligrafi serta ukurannya.

“Sebenarnya, karena hanya saya yang bisa menjahit dan membuat kaligrafi, itu sangat melelahkan. Namun, untuk mengajari orang lain bisa kaligrafi itu tidak mudah. Saya pernah mengajari seseorang, tapi tidak bisa lancar,” tuturnya.

Dia menceritakan bahwa tidak semua orang bisa menulis kaligrafi. Dia pernah mengajari seseorang untuk menulis kaligrafi dengan memakai lem atau perekat. Orang tersebut diajari garis lurus dalam seminggu, tetapi hasilnya tetap ada yang bengkok. Sementara ini masih dua orang yang pernah diajarinya untuk menulis kaligrafi.

Bagian tersulit membuat kiswah itu menulis kaligrafi lantaran hal itu tidak boleh sembarangan. Apalagi, huruf-hurufnya juga harus sesuai kaidah yang ada di dalam Alquran. Dalam menentukan ukuran tulisan pun begitu, ada standar tertentu agar terlihat rapi.

Kiswah Kakbah buatannya dihargai mulai dari Rp 2 juta dengan ukuran 150×80 sentimeter (cm). Dia juga pernah membuat kiswah paling besar dengan ukuran 5×3 meter seharga Rp 7 juta. Proses pembuatannya, yakni pertama membuat bentuk bulat dengan kapur, kemudian menulis kaligrafi menggunakan lem tembak. Setelah kering, kaligrafi diwarnai dengan kertas tradafoil.

“Sebenarnya modal bahannya tidak banyak, tapi yang membuat mahal itu tenaga dan keahlian dari senimannya,” katanya.
Dia menyebut, kiswah Kakbah banyak diminati orang luar Jawa yang mengetahui karyanya lewat Facebook. Hanya sedikit orang Tulungagung yang minat terhadap karya kiswahnya. Tidak hanya itu, dia juga menjajakan produknya ke toko pedagang busana muslim dengan harga berbeda.

“Sebenarnya orang luar negeri banyak yang menanyakan dan memuji replika kiswah Kakbah yang saya buat, tapi belum sampai memesan. Selain itu, ada juga pekerja migran Indonesia (PMI) yang memesan karyanya untuk hadiah majikannya,” jelasnya.

Selain kiswah Kakbah, dia juga menjual grosir kaligrafi bertuliskan ayat kursi, Allah, dan Nabi Muhammad SAW. Cukup banyak pesanan dari karya-karyanya itu lewat medsos, apalagi dia rutin memasok ke pedagang-pedagang busana muslim. Barangnya banyak diminati ketika momen Ramadan dan setelah Hari Raya Idul Fitri.

“Alhamdulillah ketika Korona pada tahun 2020 hingga 2021 tidak terpengaruh. Karena bisa beradaptasi dan tetap jalan, apalagi pengiriman normal, peminat juga banyak. Hanya satu masalahnya, yakni pembatasan di daerah tertentu,” tandasnya.

Dia memiliki cita-cita membuat galeri seni di rumahnya untuk memajang karya-karyanya. Dengan begitu, orang atau pembeli bisa langsung melihat kaligrafi yang pernah dibuatnya dan tidak hanya sebatas melihat dari layar ponsel.

Sebelum menekuni karya kiswah Kakbah, dia telah merintis usaha kaligrafinya sejak lima tahun lalu. Dengan berawal belajar dari YouTube dan menambah ilmu ke kenalannya yang berasal dari Kediri untuk belajar teknik. Apalagi, dia bisa langsung membeli bahan-bahanya juga, karena kenalannya juga menjajakan barang untuk membuat kaligrafi.

“Awalnya saya grafir kaca, hingga melihat YouTube dan tertarik dengan kaligrafi. Alhamdulillah sekarang bisa menjajakan karya kaligrafi dengan kiswah Kakbah dan telah laku lebih dari 50 biji,” pungkasnya.(*/c1/din)

Tags: kabupaten tulungagungkota tulungagungpreplika kiswah kakbah andik priyoradar mataramanradar tulungagungtulungagungtulungagung hari initulungagung update
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.