Tulungagung- Selama satu abad Nahdlatul Ulama (NU) telah memberikan andil besar untuk kemajuan bangsa ini termasuk di Tulungagung. Kini organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar ini harus lebih kuat untuk mengayomi semua lapisan masyarakat pada abad selanjutnya.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung, KH Abdul Hakim Mustofa mengungkapkan, upaya mendigdayakan NU menjadi tugas seluruh warga nahdliyin di Tulungagung. Bukan politik kekuasaan, namun politik kebangsaanlah yang dipegang teguh NU selama ini. Maka, komunikasi dengan semua kelompok yang ada di Bumi Lawadan ini menjadi ihwal penting untuk mewujudkan Tulungagung yang lebih aman, tentram serta kondusif kedepannya. Itu selaras dengan tema hari lahir (harlah) satu abad NU yakni ‘Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru’.
Dia menyadari memang warga nahdliyin menjadi mayoritas di kabupaten ini. Tapi menjadi NU haruslah melihat saudara lainnya seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sampai teman pada keyakinan yang lain. Dalam hal berbangsa dan bernegara, semuanya haruslah bergandeng tangan bersama-sama.
“Otomatis sesuai dengan keinginan masing-masing kelompok. Terkait dengan ibadah silahkan mengikuti keyakinan masing masing, tidak saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Insyaallah dengan begitu, Tulungagung akan lebih sejuk kedepannya,” jelas Hakim, sapaan akrab KH Abdul Hakim Mustofa.
Dia melanjutkan, tahun 2023 ini merupakan tahun politik di Tulungagung yang akan menjadi tantangan tersendiri bagi NU. Namun pihaknya meminta agar semua pengurus, badan otonom (banom) serta lembaga lainnya untuk menjaga marwah NU dengan seutuhnya. Jangan sampai NU secara organisasi ditarik-tarik untuk kaitan politk praktis. Karena di satu sisi, tidak bisa dibatasi secara personal pengurus diintern organisasi untuk ikut berkiprah mengkondisikan situasi politik di Tulungagung.
“Jangan sampai NU-nya dibawa-bawa. Supaya NU tetap bisa berada di tengah tidak kelihatan membela salah satu kelompok, golongan ataupun partai,” tegasnya.
“Karena NU itu berada dimana-mana tapi tidak akan kemana-mana. Secara aqidah tetap ahlussunnah wal jamaah,” tambahnya.
Secara pribadi, tahun 2024 mendatang adalah akhir periode ketiganya menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Tulungagung. Namun keinginannya untuk mendampingi pengurus NU kedepannya masih sangat menggebu-gebu.
Menurut dia, pengabdian di organisasi tersebut akan sangat indah ketika dalam intern pengurus NU Tulungagung lebih kompak dari tahun ke tahunnya. “Kedepan harapannya agar NU lebih bisa diterima oleh masyarakat Tulungagung secara umum. Lebih bermanfaat untuk bangsa, secara intern juga lebih kompak lagi di satu abad NU ini,” tuturnya.
Kemudian, demi memeriahkan satu abad NU pihaknya telah mengkondisikan seluruh pengurus, banom serta lembaga NU pada tingkatan kabupaten sampai di desa. Karena sesuai perintah dari pusat, bahwa di daerah diundang untuk ikut berangkat dalam peringatan satu abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
“Seluruh warga nahdliyin sudah kita persiapkan. sekitar 60 Bus ditambah 11 minubus akan berangkat dari Tulungagung ke Sidoarjo,” tuntasnya. (nul/din)