Trenggalek – Pemahaman kepada pengendara sepeda motor agar berlalu lintas dalam kondisi fit sepatutnya harus terus dilakukan. Pasalnya, mayoritas kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di Trenggalek hingga akhir tahun ini lantaran human error.
Ini terlihat berdasarkan data yang didapat Jawa Pos Radar Trenggalek dari Unit Gakkum Satlantas Polres Trenggalek. Dari kejadian 530 laka lantas selama tahun ini, sedikitnya ada 744 kendaraan roda dua yang terlibat. Lalu, kendaraan roda empat yang terlibat kecelakaan sebanyak 54 kendaraan, sedangkan truk sebanyak 67 kendaraan. “Masih roda dua yang mendominasi. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi (anev), mayoritas terjadi karena human error,” ungkap Kanit Gakkum Satlantas Polres Trenggalek Iptu Singgih Marsudi Irawan.
Dia melanjutkan, kejadian tahun ini naik sekitar 32 persen atau sekitar 128 kejadian dibanding tahun kemarin (2021) yaitu 401 kejadian. Korban meninggal dunia pada tahun 2021 terdapat 56 korban, sedangkan di tahun ini sementara terdapat 55 korban. Lalu, korban luka berat terdapat 1 orang pada tahun 2021,
sedangkan pada tahun 2022 nihil. Kemudian, korban luka ringan pada tahun 2021 terdapat 476 orang, sedangkan pada tahun ini meningkat menjadi 695 orang.
Berdasarkan hasil evaluasi, daerah black spot masih di ruas jalan nasional di Kecamatan Durenan antara Desa Baruharjo sampai Desa Sumbergayam sepanjang 1,5 Kilometer. Sebab, ruas jalan tersebut lebar dan mulus. Karena itu, pengendara sering kali menggeber kendaraannya dengan kecepatan tinggi sehingga rawan terjadi laka lantas. Selain itu juga ada di wilayah Kecamatan Gandusari, yaitu ruas jalan antara Desa Krandegan dan Sukorejo, sebab banyak yang meninggal dunia walaupun ruas jalan kabupaten.
Untuk itu, pihaknya terus menyosialisasikan daerah rawan laka khususnya black spot agar pengguna jalan lebih berhati-hati di ruas jalan tersebut. “Karena itu, kami terus menyosialisasikan agar pengendara selalu berhati-hati. Itu seperti telah memasang banner-banner supaya pengguna jalan selalu ingat untuk lebih hati-hati,” jelas Singgih. (jaz/c1/rka)