TRENGGALEK – Satuan polisi pamong praja dan kebakaran (Satpol PPK) juga tim reaksi penanggulangan anak jalanan dan masalah sosial (Terpesona) jangan hanya bersantai saja. Pasalnya, hingga saat ini anak jalanan (anjal) dari luar daerah masih berkeliaran di Bumi Menak Sopal dan meresahkan masyarakat.
Buktinya kemarin (11/5) petugas kembali mengamankan tiga anjal yang mangkal di simpang empat Sumberingin, Kecamatan Karangan. Hal tersebut ditengarai karena berdasarkan laporan masyarakat keberadaan mereka sangat meresahkan. Itu mengingat mereka biasa mengamen di lokasi tersebut hingga berisiko mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Bahkan, seorang di antaranya membawa anjing yang sering membuat risih masyarakat. “Karena itu setelah menerima laporan masyarakat, kami langsung ke lokasi untuk mengamankan mereka,” ungkap Kepala Satpol PPPK Trenggalek St. Triadi Atmono.
Dia melanjutkan, keresahan masyarakat sekitar cukup beralasan, karena selain mengamen di persimpangan jalan, para anjal juga tidur dan menginap di selasar minimarket di desa tersebut. Kondisi tersebut membuat warga merasa risih dan terganggu, apalagi warga takut jika barang miliknya dicuri oleh para anjal tersebut. Juga ketika beristirahat di sekitar warung bakso, anjing yang dibawa meresahkan pengunjung. “Karena itu kami langsung berkoordinasi dengan dinsos P3A untuk melakukan penertiban,” katanya.
Setelah menertibkannya, mereka langsung dibawa ke Mako Satpol PPK untuk dilakukan pendataan juga pembinaan. Berdasarkan data yang dibawa petugas, tiga anjal tersebut berasal dari lokasi yang berbeda. Mereka adalah DRS, 20, asal Desa Gondang, Kecamatan Tugu; SDL, perempuan, 17, warga Desa Tanjungan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto; serta AF, 21, Desa Karangkemiri, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen. Selesai mendata, tim langsung melakukan pembinaan kepada para anjal, seperti merapikan rambut untuk anjal laki-laki yang berambut panjang.
Ditambahkan, proses pembinaan anjal yang berasal dari Trenggalek akan dilanjutkan lebih mendalam, mengingat dia sudah dua kali tertangkap tim dan sudah membuat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya sebelum dipulangkan ke rumah orang tuanya oleh tim. Sedangkan untuk dua anjal lainnya, tim dari dua instansi tersebut tengah berkomunikasi dengan dinas terkait asal wilayah mereka. “Dari situ untuk anjal yang dari luar Trenggalek, kami telah komunikasikan dengan pemerintah setempat untuk dilakukan pembinaan,” jelas Triadi.
Sementara itu, salah satu anjal, DRS, mengaku asal mereka dari lokasi yang berbeda karena ketika berangkat tidak ada janjian sebelumnya. Mereka baru saja bertemu di suatu kegiatan di wilayah Magelang dan pergi ke Salatiga sebelum tiba ke Trenggalek. Sesampainya di Trenggalek, mereka akan melanjutkan perjalanan lagi. “Sebenarnya kami tidak kenal satu sama lain, tapi kebetulan saja bertemu. Dari situ sepakat melakukan perjalanan bersama-sama,” imbuhnya.(jaz/c1/rka)