KABUPATEN BLITAR – Kelancaran arus lalu lintas saat Hari Raya Idul Fitri menjadi harapan pelaku perjalanan mudik. Untuk mengurai potensi kemacetan, puluhan personel gabungan meliputi TNI/Polri, dinas perhubungan (Dishub), dan Satpol PP Kabupaten Blitar dipastikan bakal menerapkan sistem arus satu arah (one way).
Kanit Turjawali Polres Blitar Ipda Lutfi Prasetia Rokhman mengatakan, simulasi one way dilakukan di dua titik. Yakni, di terminal Kesamben dan simpang tiga Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, kemarin (19/4). Dua jalur tersebut memang menjadi langganan macet saat Lebaran. Apabila tak diantisipasi, bukan tidak mungkin kemacetan bisa kembali terjadi.
“Terkait arus lalu lintas saat Idul Fitri diprediksi bakal naik. Itu terjadi saat hari pertama Lebaran hingga hari ketujuh. Khusus di Kesamben memang rawan macet. Makanya, kami terapkan one way,” ujarnya.
Saat one way diimplementasikan, ada sejumlah arus lalu lintas yang bakal direkayasa. Misalnya, di simpang empat Terminal Kesamben. Berkaca dari tahun sebelum pandemi, arus mudik dan Lebaran yang cukup padat kerap datang dari arah utara dan selatan. Padatnya lalu lintas tak jarang membuat arus kian tersendat.
“Untuk rekayasa di simpang empat terminal Kesamben, dari arah utara nanti akan belok timur, tidak boleh ke barat. Sedangkan dari arah selatan, semua arusnya ke arah barat. Satu arus semuanya,” katanya.
Terkait jalur provinsi, Lutfi memastikan pihaknya akan merancang strategi pengalihan arus lalu lintas. Untuk pemudik dari arah Blitar ke Malang atau sebaliknya, pria ramah itu melarang pengendara menggunakan jalan tikus. Bahkan, seluruh gang di titik tersebut, lanjut dia, bakal ditutup sementara. Itu agar arus lalu lintas bisa searah.
Dia mencontohkan, arus mudik Lebaran dari gang utara sisi barat simpang empat Terminal Kesamben bakal diarahkan ke timur. Sedangkan pemudik dari gang arah selatan, dialihkan ke barat.
Usai menyatakan soal simulasi dan penerapan rekayasa arus lalu lintas selama Idul Fitri, Lutfi juga membahas regulasi terkait moda transportasi umum, salah satunya bus. Dia menyatakan, bus dari arah timur, nantinya bakal langsung mengarah ke barat tanpa berhenti di terminal. Akan tetapi, untuk bus dari arah barat, diperbolehkan singgah di terminal terlebih dahulu.
“Kalau tidak ada skenario seperti ini, bisa jadi akan macet dan terhenti sehingga menghambat mudik. Semakin lama macet, semakin lama sampai tujuan,” ujar dia.
Sistem one way nantinya bakal diterapkan pada saat hari pertama perayaan Idul Fitri dan memadamkan lampu lalu lintas (traffic light). Kendati begitu, pihaknya masih akan memantau situasi yang ada di lapangan. Apabila one way tetap diperlukan, maka sistem tersebut terus berlaku hingga Lebaran hari ketujuh. Namun, lanjut dia, sistem bakal dihentikan jika arus saat Lebaran hari terakhir mulai lengang.
Aji Jatmiko, salah seorang pengendara, mengatakan, dia kerap melakukan perjalanan mudik di jalur tersebut. Menurut dia, kebijakan pemerintah yang kembali membuka aktivitas mudik bakal membuat arus lalu lintas cukup padat. Dia berharap adanya penerapan one way bakal memiliki fungsi optimal. Utamanya dalam mengantisipasi dan mengurai kemacetan.
“Karena mungkin bisa padat. Kalau sistem itu diterapkan, ya harapan pemudik semoga enggak macet dan perjalanan lancar,” tandasnya. (mg2/c1/wen)