TULUNGAGUNG – Kantor Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Tulungagung dikerumuni sejumlah warga. Pasalnya di kantor tersebut mengadakan operasi pasar dengan menjual barang sembako harga subsidi. Terdengar suara sound system menyerukan harga sembako yang dijual dengan harga murah. Mendengar suara itu, membuat warga yang awalnya hanya melintasi jalan raya Wonorejo, Sumbergempol, mampir untuk membeli kebutuhan sembako.
Seperti halnya Risa, warga asal Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol. Dia awalnya sedang berolahraga joging dan kebetulan melewati depan kantor DKP Tulungagung. Ketika berada di depan kantor itu, dia mendengar suara dari sound system yang menyerukan harga sembako dijual dengan harga murah jika dibanding di kios atau pasar setempat. Mendengar suara tersebut, membuatnya mampir untuk membeli sembako berupa minyak goreng. “Mendengar suara itu ya tergiur Mas, apalagi ada minyak goreng. Lumayan buat tambah-tambah kebutuhan di rumah,” jelasnya Kamis, (10/3).
Namun, dia sangat menyayangkan, ketika konsumen datang tidak ada pengarahan saat melakukan pembelian. Menurut dia, ada beberapa kios yang harus menggunakan kupon saat melakukan pembelian dan ada juga yang menggunakan fotokopi KTP saat melakukan pembelian.
Selain itu, konsumen juga dibatasi dalam pembelian minyak goreng yakni 2 liter dengan harga subsidi Rp 14.000 per liter. “Kalau tidak diarahkan ya bingung Mas, mana kios yang harus menggunakan kupon dan mana kios yang harus menggunakan fotokopi KTP. Takutnya nanti terlanjur antre tahu-tahu salah kios,” paparnya.
Sementara itu, warga asal Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol, Eni mengatakan, pada kesempatan operasi pasar kali ini dia membeli sejumlah barang sembako berupa telur 1 kilogram (kg) seharga Rp 22.000, minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liternya, dan beras dengan kemasan 5 kg seharga Rp 54.000.
Dia mengaku, jika dibandingkan dengan harga di kios dan di pasar, harga barang sembako pada operasi ini lebih murah dengan selisih harga dari Rp 1.000 hingga Rp 5.000. Selain itu, karena operasi pasar tersebut ramai pengunjung, maka harus rela antre selama setengah jam untuk mendapatkan bahan sembako tersebut. “Adanya operasi pasar ini sangat membantu sekali, apalagi pada masyarakat menengah ke bawah,” ungkapnya.
Di lain sisi, Plt Kepala DKP Tulungagung, Usmalik mengatkan, mekanisme pembelian pada operasi pasar kali ini menggunakan kupon dan bisa tanpa kupon. Namun untuk pembelian tanpa kupon, calon pembeli harus menyerahkan fotokopi KTP sebelum melakukan transaksi pembelian. Selain itu, satu calon pembeli maksimal bisa mewakili enam KTP guna mencegah terjadinya kerumunan. “Minyak goreng yang disediakan dalam operasi pasar ini yakni sekitar 8.000 liter, dengan rincian 2.400 liter dari DPKP provinsi dan 6.000 liter dari DKP Tulungagung. Selain minyak goreng juga ada bahan sembako lain seperti gula, telur, susu untuk anak dan ibu hamil, cabai, sayur-sayuran, dan jajanan dari UMKM setempat,” tandasnya. (ziz/c1/din)