KOTA, Radar Trenggalek – Reng-reng APBD 2023 untuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Trenggalek masih berjalan alot. Khususnya pembiayaan program kegiatan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Plt Kepala DPMD Trenggalek Joko Susanto mengatakan, TTG adalah program kegiatan untuk mengapresiasi para inovator agar terus menciptakan karya-karya TTG di berbagai sektor, salah satunya pertanian.
Output TTG biasanya berupa sebuah peralatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Jadi kita mencari bibit orang-orang yang kreatif. di seluruh Kabupaten Trenggalek, melalui kreasinya membuat peralatan sederhana tapi bermanfaat,” ujarnya.
Namun begitu, menurut Joko, sebuah program pemberdayaan masyarakat tetap mengacu dengan anggaran yang ada.
Tak ayal, ketika pagu anggaran TTG pada 2023 belum maksimal, maka ada ada unsur-unsur yang terpaksa dikurangi.
“Karena keterbatasan dana, kemarin juga di anggarkan di Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2022. Tapi di 2023 kita kena rasionalisasi, ya tetap dianggarkan, cuma untuk pengiriman ke provinsi yang masih kita bingung kita cari nominalnya,” ungkapnya.
Dengan skema anggaran 2023 itu, Joko mengaku, DPMD tetap akan menjalankan tugas untuk memfasilitasi sejumlah masyarakat yang potensial di bidang TTG.
“Tidak bisa kita gelar gebyar TTG se-Kabupaten Trenggalek. Jadi, berdasarkan informasi yang menonjol mana, kita datangi, kita bina, dan kita ikutkan kontes,” tambahnya.
Selain itu, pagu anggaran DPMD pada 2023 direncanakan sekitar Rp 9 miliar. Sementara pagu anggaran itu belum masih termasuk untuk gaji pegawai. “TTG, Rp 388 juta,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Trenggalek Sukarodin mengakui, persoalan anggaran TTG DPMD perlu koordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Utamanya tentang pemberian reward atau hadiah bagi peserta lomba TTG yang masuk nominasi di tingkat provinsi maupun pusat.
“Ini sebagai motivator untuk para inovator kita. Itu ya tentu diadakan seleksi di tingkat kabupaten untuk diambil sebagai perwakilan di lomba di tingkat berikutnya,” ungkapnya.
Melalui koordinasi dengan TAPD, komisi IV berharap nantinya muncul prakiraan nilai anggaran untuk hadiah inisiator asal Trenggalek.
“Kita hitung prakiraan berapa. Kalau 2022 kemarin kita tidak butuh banyak, hanya Rp 20 juta. Cuma kincrit pada 2021 yang belum sempat kita anggarkan, tapi nanti kita sampaikan ke TAPDB juga,” ujarnya.(tra/rka)