Trenggalek – Rintik hujan tidak menghalangi proses pra-ekskavasi di dugaan lokasi Situs Gondang, Desa Gondang, Kecamatan Tugu, kemarin (9/11). Ini terlihat dari tim ahli dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) yang tetap mengangkat benda diduga arca di lokasi penggalian tersebut.
Pada proses pengangkatan tersebut, tim ahli berhati-hati dalam menyingkirkan material tanah yang masih melekat pada arca tersebut. Bahkan, prosesnya memakan waktu sekitar satu jam. Setelah berhasil disingkirkan secara serentak, arca diangkat yang kemudian dibersihkan. “Dengan ditemukan arca yang terakhir ini, berarti sudah ada empat arca yang ditemukan di lokasi,” ungkap Pamong Budaya Ahli Madya BPCB Jatim, Andi Muhammad Said.
Dia melanjutkan, dugaan sementara, arca yang diangkat tersebut merupakan jenis arca Agastya. Sebab, bentuknya sama dengan salah satu arca yang ditemukan pada proses penggalian sebelumnya. Dengan ditemukan arca tersebut, berarti indikasi kuat bahwa lokasi itu dulunya merupakan candi. “Material untuk membuat arca itu sama seperti arca yang ditemukan sebelumnya, yaitu salah satu jenis batuan kapur,” katanya.
Karena itu, hingga lusa (Sabtu, 11/11), tim akan terus melakukan penelitian dan penggalian di lokasi tersebut. Harapannya untuk mengetahui struktur bangunan yang ada seluruhnya. Sebab, jika hanya dilakukan sebagian seperti saat ini, tim tidak bisa menentukan bentuk bangunan secara pasti, melainkan hanya menduga saja.
Semnetara itu, beberapa struktur batu bata di dalam tanah telah hancur. Tim penelitian menilaibahwa hal tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab jika dilihat, sudut fondasi bangunan agak miring sehingga ada kemungkinan dulunya roboh dan terkubur. Apalagi, berdasarkan cerita masyarakat, dulunya ada batu bata jenis tersebut di atas tanah. Namun, karena ketidaktahuan warga, batu bata tersebut digunakan untuk membangun rumah. “Itu merupakan hal yang wajar karena belum ada pengetahuan oleh warga. Kendati diduga kuat bangunan ini dulunya candi, tetapi wujudnya seperti apa, kami belum mengetahui secara pasti. Makanya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hal itu,” jelas Said. (jaz/c1/rka)