TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tampaknya harus segera menyelesaikan masalah status aset lahan sekolah di bawah naungannya. Pasalnya, sejauh ini masih banyak sekolah yang status lahannya masih bukan milik pemkab.
Tak ayal dengan kondisi tersebut banyak bangunan sekolah yang tidak bisa mengakses dana alokasi khusus (DAK) untuk melakukan pembangunan. Dengan kondisi tersebut, bangunan yang telah rusak belum bisa segera diperbaiki. Hal ini seperti yang dialami oleh SD-SMP Negeri Satu Atap (Satap) 1 Kampak yang terdapat bangunan ambruk akibat longsor Jumat (24/6) lalu. “Bukan hanya kami. Banyak sekolah yang tidak bisa mengakses DAK karena status lahan bukan milik pemkab,” ungkap Kepala SD-SMP Negeri Satap 1 Kampak, Iksanto.
Dia melanjutkan, itu terjadi lantaran sebelum bangunan yang ada di sekolahnya ambruk, dirinya sempat mengajukan proposal ke dinas pendidikan, pemuda, dan olahraga (disdikpora) agar mendapatkan anggaran untuk melakukan perbaikan melalui DAK. Namun, hal tersebut belum bisa terwujud lantaran terbentur oleh regulasi baru yang menyatakan DAK hanya boleh dilakukan untuk aset Pemkab. Selain itu, setelah ditelusuri, ternyata lahan yang dipakai untuk mendirikan sekolah masih berstatus aset Pemerintah Desa (Pemdes) Ngadimulyo, Kecamatan Kampak. “Sebenarnya, mengetahui hal itu kami sempat bernegosiasi dengan pemdes agar menghinakan aset untuk sekolah itu ke pemkab agar pembangunannya bisa diakses melalui DAK. Namun, belum ada jawaban,” katanya.
Mengetahui hal tersebut, sebelumnya pihak sekolah sempat mengakses sumber anggaran yang lain untuk melakukan pembangunan. Dari situ, pihak sekolah lantas berdiskusi dengan Pemprov Jawa Timur (Jatim). Hasilnya, sekolah diminta untuk mengajukan permohonan ke Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Cipta Karya (DPRKPCK) Provinsi Jatim. Namun, belum terealisasi, bangunan yang dikhawatirkan sudah roboh. “Proposal itu telah kami kirimkan ke DPRKPCK sekitar tiga hari sebelum bangunan ambruk. Tujuan kami agar mendapatkan dana guna membangun tembok penahan tebing di bawah bangunan, tapi ternyata sudah keduluan longsor,” jelas Iksan. (jaz/c1/rka)