POGALAN, Radar Trenggalek – Terkadang tantangan dalam hidup kita bisa dibilang biasa bila dibandingkan yang dialami orang lain. Padahal bisa saja masalah yang dihadapi jauh lebih besar. Namun, jangan sampai usaha yang kita lakukan menjadi sia-sia belaka karena harus menyerah di tengah jalan.
Pernyataan ini dilontarkan Aswin Tatak Mandiri, seorang spesialis motor injeksi. Menurut dia, setiap usaha harus dilakukan sepenuh hati. Karena, dia tahu persis jika masih banyak orang-orang di luar sana yang memiliki masalah lebih berat, namun tidak pernah menyerah untuk menghadapinya. “Hal ini seolah-olah menjadi prinsip yang selalu saya pegang dalam melakukan apa pun,” katanya.
Warga Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, ini mengaku, apa yang dijalaninya saat ini adalah meneruskan ilmu yang didapat saat duduk di bangku SMK. Awalnya dia memang bekerja di bengkel umum, namun saat ada kesempatan untuk bekerja di bengkel sepeda motor ternama tentu tidak dilewatkan begitu saja. “Saya memang pernah menjadi bagian dari bengkel Honda hingga menjadi kepala bengkel. Itu memberi kesempatan saya untuk belajar permesinan, khususnya teknologi injeksi,” tambahnya.
Namun, roda kehidupan tidak ada yang tahu. Saat menjadi kepala bengkel, dia mendapat kabar adanya rekrutmen di salah satu bank nasional hingga diterima. Dia pun memberanikan diri untuk keluar demi meniti karir baru. Kendati demikian, itu tidak serta-merta menghentikan aktivitas perbengkelannya. “Waktu masih di BRI, saya sudah membuka bengkel di rumah. Namun, itu hanya sekadar sambilan karena hanya buka pada akhir pekan,” ungkapnya lantas tersenyum.
Hampir sewindu mengabdi di salah satu bank BUMN, dia akhirnya memilih untuk berhenti dan lebih fokus membesarkan bengkel yang dirintisnya itu. Tak mustahil, pengalaman dia di permesinan sekaligus relasi luas saat di BRI cukup membantu mengenalkan bengkelnya itu. “Alhamdulillah cukup banyak yang datang. Namun, mayoritas yang saya tangani adalah permasalahan mesin injeksi. Bahkan pernah ada yang menghabiskan puluhan juta tapi belum sembuh-sembuh motornya, lalu langsung ke sini Mas,” tuturnya.
Aswin tak menampik jika biaya yang dibebankan ke konsumen dianggap mahal. Namun, itu menjadi pelecutnya untuk memberikan yang terbaik. “Seperti rahasia umum, pembeli atau konsumen adalah raja. Maka, saya wajib memberikan yang terbaik. Tetapi yang harus diingat, tetap wajib mengikuti perkembangan tren agar tidak semakin ketinggalan,” tandasnya.(bbp/c1/rka)
