KOTA, Radar Tulungagung – Kehidupan para santri di pondok pesantren (ponpes) selama pandemi berbeda dari biasanya. Banyak aturan baru. Baik aturan internal dari pesantren maupun dari pemerintah kabupaten (pemkab).
Di Ponpes Miftahul Ulum Desa Sukowiyono, Kecamatan Karangrejo misalnya, sempat libur selama tiga bulan ketika pandemi korona sedang parahnya pada pertengahan tahun 2020 lalu. Santri kembali ke pondok setelah melewati tes kesehatan seperti antigen dari puskesmas setempat.
“Para santri dulu pulangnya secara bertahap dan harus membawa surat kesehatan agar pihak pondok dapat mengetahui kondisi kesehatan. Alhamdulillah, hingga sekarang santri kami tidak ada yang sakit,” ujar pengurus ponpes tersebut, Muhammad Habibi kemarin.
Habibi menjelaskan, selain tidur dibatasi pengurus, hal sama juga dilakukan ketika pembelajaran. Duduk yang harus berjarak dan jam belajar yang dikurangi dari biasanya. Sehingga santri tidak terlalu menerima kegiatan berlebihan pada saat pandemi seperti ini.
“Bila biasanya belajar satu kitab itu bisa sampai satu jam, saat pandemi hanya setengah jam saja. Kalau belajar kami juga memakai masker dan menyediakan tempat cuci tangan di beberapa tempat,” terangnya.
Beruntung ponpes yang santrinya sebanyak 250 orang yang berasal dari Tulungagung dan kota sekitar ini masih dalam kondisi sehat. (jar/c1/din/dfs)