ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Sunday, March 26, 2023
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
  • Home
  • ePaper
  • About Us
  • Contact
  • Career
No Result
View All Result
ePaper Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
No Result
View All Result
Home Berita Daerah Blitar

Awas, Harga Jagung di Blitar Bisa Melambung

Ribuan Hektare Lahan Pertanian Terendam Banjir

by Radar Blitar Jawa Pos
in Blitar
0

KABUPATEN BLITAR – Ribuan hektare (ha) komoditas pertanian nyaris dipastikan gagal panen lantaran bencana hidrometeorologi. Tak hanya petani, dikhawatirkan hal ini juga membawa dampak untuk sektor peternakan, utamanya peternak ayam petelur. Sebab, komoditas tanaman yang terendam atau terkena banjir bandang ini adalah jagung.

Informasi yang diterima Koran ini, ada sekitar 1,4 ribu ha lahan terdampak cuaca buruk di Bumi Penataraan. Dari sembilan kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Blitar, Kecamatan Sutojayan yang paling parah karena ada sekitar 680 ha lahan terdampak.

“Memang ada banyak yang terdampak, tapi tidak berarti itu semua gagal panen. Karena kan ada juga yang sudah surut dan mungkin bisa panen,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapan) Kabupaten Blitar Wawan Widhianto.

Kendati begitu, Wawan tidak menampik ada ratusan hektare tanaman jagung yang berpotensi gagal panen. Misalnya di wilayah Blitar selatan. Sebab, tanaman jagung di wilayah ini rata-rata dilanda banjir bandang sehingga banyak yang roboh. “Untuk wilayah Kecamatan Wonodadi, Kecamatan Sanankulon, dan Kecamatan Srengat, juga ada banyak tanaman jagung yang terendam. Itu dari luapan Sungai Brantas,” ungkapnya.

Disinggung mengenai potensi kelangkaan atau mahalnya jagung beberapa pekan ke depan, Wawan tidak memungkiri hal tersebut. Hanya, kebutuhan jagung untuk pakan ternak kini berbeda dengan sebelum pandemi. Sebab, jumlah peternak dan populasi ternak juga mengalami penurunan drastis setelah Covid-19 mewabah beberapa tahun terakhir. “Kita tahu produksi telur juga mengalami penurunan signifikan selama pandemi ini,” bebernya.

Sebelum pendemi Covid-19, kebutuhan jagung sekitar 1.200 ton per hari, sedangkan kapasitas produksi jagung lokal sekitar 283 ton per tahun. Artinya, pasokan jagung lokal belum cukup untuk memenuhi kebutuhan peternak di Bumi Penataran.

Namun, pascapandemi Covid-19, ada penurunan jumlah peternak dan populasi ayam petelur. Dari sekitar 4.300 peternak, data per April lalu menjadi sekitar 3.100 peternak. Begitu juga dengan populasi ayam yang sebelumnya ada sekitar 21 juta ekor kini tinggal sekitar 13 juta ekor.

“Besok kami akan kembali ke lapangan untuk memastikan besaran lahan yang gagal panen serta potensi kerugian yang dialami oleh petani karena banjir,” terangnya.

Per hari ini harga jagung untuk pakan ternak sekitar Rp 4.300. Itu merupakan harga yang di-demeni para peternak. Sebab, jagung pernah menyentuh harga Rp 5.500 yang membuat para peternak “panas dingin” karena biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual telur. “Untuk sementara masih aman,” ujar Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), Roffi Yasifun.

Pihaknya juga tampak optimistis cuaca buruk yang melanda wilayah blitar tidak berdampak siginifikan terhadap harga jagung untuk peternakan. Pasalnya, peternak tidak hanya mengandalkan produksi jagung lokal untuk memenuhi kebutuhan pakan. (hai/c1/ady)

Tags: blitarblitar hari iniblitar updatekabupaten blitarkota blitarperistiwa blitarradar blitarradar penataranradar tulungagung
ShareTweetSendShareShare

Leave a Reply Cancel reply

Connect with:
Facebook Google Twitter

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • About
  • Advertise
  • Careers
  • Contact
Call us: +1 234 JEG THEME
No Result
View All Result
  • Home
  • Politics
  • Sports
  • Travel

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.