KOTA BLITAR – Memasuki semester kedua tahun ini, wilayah Jawa Timur (Jatim) termasuk Blitar masih bakal diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Terkait hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mensinyalir ada fenomena spesifik yang menyebabkan masih terjadi hujan meski sudah memasuki Juni, yakni terjadinya La Nina.
Forecaster alias Prakirawan Stasiun Klimatologi (Staklim) Malang, Andang Kurniawan mengatakan bahwa saat ini terjadi fenomena La Nina. Hal ini menyebabkan pendinginan suhu di Samudera Pasifik yang juga berdampak langsung pada curah hujan. “Fenomena ini meningkatkan curah hujan di wilayah Pulau Jawa,” jelasnya.
Meski tidak berpengaruh secara langsung, adanya cuaca dingin dan kabut tebal di malam dan dini hari disebut juga disebabkan oleh tingginya curah hujan. Teknisnya, fenomena La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan. Tentu kondisi ini menyebabkan kelembaban udara cenderung meningkat. Hasilnya,terjadi penurunan suhu dan munculnya kabut tebal.
“Udara terasa dingin juga berkaitan dengan kelembapan tinggi. Analoginya, kulit tubuh yang basah jika terkena tiupan angin akan terasa lebih dingin daripada ketika kulit sedang kering. Jadi, penurunan suhu ini disebabkan oleh peningkatan curah hujan,” bebernya.
Secara umum, pria ramah ini menegaskan, kondisi ini diprediksi bakal terjadi hingga September mendatang. Namun, khusus untuk wilayah Pulau Jawa, fenomena ini akan berlangsung lebih lama. Yakni, diprediksi hingga Oktober mendatang.
“Terjadi pada Agustus higga Mei 2020. Lalu, hilang sejenak dan kembali muncul pada periode Agustus 2021 sampai saat ini. Untuk wilayah Pulau Jawa, diprediksi akan berlangsung hingga Oktober nanti. Jadi, hujan diprediksi masih akan terjadi baik dengan atau tanpa La Nina,” ungkapnya.
Meski La Nina merupakan fenomena yang berlangsung periodik, Andang mengimbau masyarakat harus melakukan langkah preventif. Khususnya bagi mereka yang banyak beraktivitas di luar rumah. “Tentu masyarakat harus memperbarui informasi terkini sebelum beraktivitas. Yaitu dengan mengakses kanal-kanal BMKG yang sudah tersedia,” tandasnya. (dit/c1/ady)