TRENGGALEK – Ada yang berbeda di lahan persawahan Jalan Brigjend Soetran. Di situ ada sesosok bangkai pesawat. Namun, pesawat itu bukan bekas kecelakaan udara, melainkan untuk sektor wisata baru.
Plt Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Trenggalek Edi Santoso membenarkan, Kelurahan Sumbergedong merupakan wilayah potensial untuk pengembangan wisata dalam kota. Salah satunya, kata dia, bangkai pesawat di depan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud).
Menurut Edi, bangkai pesawat itu berasal dari investor yang masuk ke Bumi Menak Sopal. Investor itu rencananya merealisasikan konsep wisata edukasi dan wisata kuliner. “Apalagi, Jalan Soetran saat ini kan masih sepi ya. Jadi, wisata pesawat ini harapannya bisa mengembangkan perputaran ekonomi baru di sepanjangan jalan itu,” ungkapnya kemarin (12/7).
Edi melanjutkan, wisata pesawat sementara ini masih dalam tahap persiapan. Pengelola akan menyulap lahan seluas 1 hektare (ha), sementara lahan untuk landasan pacu atau area bandara antara 2.000-4.000 meter persegi. Pembagian lahan itu, kata dia, karena Bupati Trenggalek ingin mempertahankan lahan pertanian agar tetap terlihat. “Pihak investor berencana mulai membuka usahanya sekitar Agustus 2022 nanti atau sewaktu hari jadi Trenggalek,” ujarnya.
Dari sisi perizinan, wisata pesawat sudah mengantongi izin resmi. Artinya, wilayah wisata pesawat tidak memakan sektor lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). “Ada lahan LP2B di sana, itu berada di belakang lokasi wisata pesawat yang berjarak sekitar 50 meter,” ungkapnya.
Di sisi lain, mantan camat Watulimo itu mengaku, adanya wisata pesawat membuat Trenggalek semakin mendekati target pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Pasalnya, wilayah Jalan Brigjend Soetran maupun Soekarno-Hatta ke depan akan menjadi kawasan permukiman dan pengembangan perekonomian kota. “Kita terus sounding dengan potensi investasi untuk mengembangkan wilayah yang potensial menggerakkan perekonomian,” jelasnya.(tra/c1/rka)