Saturday, May 28, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Berita Daerah Blitar

TEBAR: Petani di Kabupaten Blitar masih menunggu pemerintah untuk mengatasi persoalan pupuk subsidi.

Bantah Kelangkaan Pupuk Subsidi, Dispertapa Kabupaten Blitar : Petani Pakai Pupuk Organik  

March 23, 2022
in Blitar
0

 

KABUPATEN BLITAR – Kabar kelangkaan pupuk bersubsidi yang dialami sebagian petani di Bumi Penataran, membuat Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar kebarakan jenggot. Dinas yang dinakhodai Wawan Widianto itu langsung membantah adanya kelangkaan.

 

Dispertapa punya alasan kuat terkait hal tersebut. Selama ini stok pupuk subsidi tetap ada. Namun, alokasinya tidak bisa memenuhi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang sebelumnya diajukan kelompok petani.

 

Kepala Dispertapa Kabupaten Blitar Wawan Widianto, melalui Sekretaris Nevi Setyabudi Ningsih menyatakan, RDKK merupakan rencana kebutuhan sarana produksi pertanian yang diajukan petani. Sesuai aturan, rencana tersebut disampaikan ke pusat dan menyesuaikan dengan jumlah anggaran yang ada.

 

“Alokasi kurang dibanding dari rencana sehingga pupuk subsidi tadi kurang. Tidak langka. Kalau langka kan tidak ada sama sekali. Kalau kurang, barangnya ada, tapi kurang (merata),” ujarnya kemarin (22/3).

 

Nevi mencontohkan, untuk pupuk subsidi jenis NPK, tahun ini hanya teralokasikan 34 persen dari proposal RDKK. Artinya, persentase itu jauh dari kata cukup. Persoalan tersebut juga tak ubahnya seperti tahun lalu. Sebab, tiap tahun alokasi pupuk subsidi selalu kurang dari usulan RDKK.

 

Padahal usulan itu berdasarkan rekomendasi dari balai penelitian dan bukan mengacu soal kebutuhan. Karena itu, apabila alokasi menyesuaikan dengan kebutuhan petani, jumlahnya bakal berlebihan. “Contohnya urea. Petani kadang pakai urea sampai 600 kilogram per hektare, itu berlebih,” kata Nevi.

 

“Berdasarkan penelitian, pupuk 250 kilogram per hektar itu sudah cukup. Itu yang diusulkan. Tapi yang turun kurang dari 250 kilogram sehingga kurang. Setiap tahun seperti itu. Makanya selalu terjadi permasalahan,” imbuh wanita ramah itu.

 

Disinggung soal harga pupuk subsidi, Nevi mengaku, Kementerian Pertanian (kementan) sudah menetapkan HET (harga eceran tertinggi). Karena itu, ketika kelompok tani (poktan) membeli pupuk subsidi, harganya sesuai dengan HET.

 

Selain itu, apabila petani mengeluh lantaran harga pupuk subsidi mahal, bisa dipicu karena adanya ongkos transpor. Sebab, bukan tidak mungkin jika poktan tidak memiliki kendaraan, justru pemilik kios pertanian yang mengantar pupuk ke alamat poktan. Otomatis, petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar jasa pengiriman.

 

“Belum lagi kalau poktan menggalang kas dari pupuk tadi. Tapi itu semua tergantung dari masing-masing poktan. Dinas tidak mengetahui. Kalau mereka setuju, ya monggo,” jelasnya.

 

Guna mengantisipasi kurangnya ketersediaan pupuk subsidi, Nevi meminta petani mengubah mindset untuk beralih menggunakan pupuk organik. Sebab, ada beberapa manfaat yang petani dapatkan. Mulai dari ramah lingkungan dan petani bisa memproduksi sendiri. Selain itu, bahan baku untuk memproduksi pupuk organik melimpah, seperti limbah sapi hingga limbah ayam.

 

Terkait keterlambatan, dispertapa sudah berkoordinasi dengan distributor ke kios-kios pertanian setempat. Nevi menegaskan, dengan adanya surat keputusan (SK) alokasi, jumlah pupuk yang harus disalurkan kepada petani sudah paten. Namun, ada alasan dari distributor. Yakni, terkendala armada pengiriman.

 

“Harusnya pengisian kios-kios tepat waktu, agar (pupuk, Red) bisa dipakai petani saat musim tanam,” tandasnya.

 

Data dari dispertapa, tahun ini alokasi pupuk bersubsidi sektor pertanian menurut jenis pupuk dan sebaran di 22 kecamatan wilayah Kabupaten Blitar sudah dirilis. Rinciannya, ada 33.569 ton pupuk Urea, 119 ton SP-36 untuk Kecamatan Kademangan, Ponggok, Selopuro, Talun, Udanawu, Wates, dan Wlingi.

 

Kemudian, 2.357 ton pupuk ZA yang bakal dialokasikan untuk Kecamatan Binangun, Kademangan, Kesamben, Panggungrejo, Ponggok, Selopuro, Selorejo, Talun, Udanawu, Wates, dan Wlingi. Pupuk NPK 23.530 ton dan Organik Granul sebanyak 7.397 ton.

 

Seperti diberitakan, Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Blitar, Andi Widodo menyebut, kelangkaan memang terjadi pada kategori pupuk subsidi. Menurut dia, ini berimbas pada distribusi pupuk yang tidak merata sehingga sejumlah petani harus menanggung dampak yang kurang maksimal dari hasil pertanian. (mg2/c1/wen).

Tags: blitarblitar hari iniblitar updatekabupaten blitarkota blitarperistiwa blitarradar blitarradar penataranradar tulungagung
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Gepeng Tak Mempan Ditertibkan, Mereka masih Menghiasi di Sudut Kota Tulungagung

Next Post

Perupa Trenggalek Pamerkan 70 Lukisan, Pandemi Takkan Mampu Matikan Seni

Related Posts

Kreativitas Aris Mujawat, Warga Blitar Ubah Barang Bekas Jadi Berkelas

Harga dan Stok Migor Curah di Blitar Aman

by Radar Blitar Jawa Pos
27 May 2022
0
322

KOTA BLITAR - Kebutuhan dan ketersediaan minyak goreng (migor) curah...

Kreativitas Aris Mujawat, Warga Blitar Ubah Barang Bekas Jadi Berkelas

Ini Alasan Petani Blitar Keberatan Subsidi Pupuk Dihapus

by Radar Blitar Jawa Pos
27 May 2022
0
381

KABUPATEN BLITAR - Kebijakan pemerintah pusat menghapus subsidi pupuk membuat...

Kreativitas Aris Mujawat, Warga Blitar Ubah Barang Bekas Jadi Berkelas

Soal Pungli Parkir, Anggota DPRD Kota Blitar: Tindak Tegas Saja

by Radar Blitar Jawa Pos
27 May 2022
0
284

KOTA BLITAR - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Blitar meminta masyarakat...

Load More
Next Post

Perupa Trenggalek Pamerkan 70 Lukisan, Pandemi Takkan Mampu Matikan Seni

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

SMAN 1 Kesamben Tetap Dulang Prestasi di Masa Pandemi

SMAN 1 Kesamben Tetap Dulang Prestasi di Masa Pandemi

4 months ago
331
Berkah Musim Hujan, Waduk Wonorejo Surplus Air untuk Cadangan Kemarau

Naik Bus Wajib Vaksinasi Dosis Lengkap, Jumlah Penumpang Terminal Patria Turun

5 months ago
466

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital