Jiwa gigih dalam diri Utrin Eli Yana Setyorini menjadi kunci sukses bisnisnya. Ibu dua anak itu dulu sering mengalami kerugian dalam berbisnis. Namun Utrin tak menyerah, hingga kini dirinya sukses menjalankan bisnis kue ulang tahun (ultah)-nya.
BISNIS kue ultah milik Utrin kini sudah berjalan enam tahun lamanya. Sebelum menemukan bisnis itu, Utrin pun sama seperti pengusaha pemula lain. Ada fase dimana dia masih meraba-raba bisnis yang cocok dan tentunya profitable atau menguntungkan.
Utrin mengaku, pada awal karir bisnisnya, dia pernah menekuni pembuatan keripik pare maupun gambas atau oyong. Saat menjalani bisnis itu, Utrin merasa antara tenaga, operasional, dan penjualan tak berimbang. Sebab, pengolahan sayur basah menjadi kering menyusut banyak, dari 10 kg pare cuma menjadi 2 kg. Tak ayal, usaha itu pun mengarah pada kerugian.
Usaha keripik itu termasuk jenis usaha musiman, menurutnya, peminat waktu itu ternyata jarang. Alhasil, dia pun memutuskan untuk berhenti usaha keripik, dan mencoba usaha lain. “Susah untuk mendapatkan keuntungan dan sering kali rugi,” ungkap warga Kelurahan Surodakan, Kecamatan Trenggalek itu.
Utrin mengatakan, menekuni usaha bagi ibu-ibu itu penting, karena akan berdampak signifikan terhadap perekonomian keluarga. Apalagi, wanita di zaman modern kini tak lagi terkungkung dengan gender, tapi sudah bisa menunjukkan keterampilan dan kemandirian. “Ingin membantu perekonomian keluarga, agar tidak semua tanggung jawab dibebankan kepala rumah tangga,” ujar wanita ramah ini.
Ketekunan Utrin dalam merintis usaha pun benar adanya. Usai bergelut usaha keripik, dia membanting setir berbisnis kue, meski dia tak punya pengalaman. Tapi, Utrin tak kalah akal, biarpun sudah ibu-ibu, dia tetap melek teknologi informasi, yang lantas membuatnya sering berselancar resep di Google. Saat merintis bisnis kue, modal yang dikeluarkan Utrin cuma Rp 500 ribu.
Oleh sebab Utrin belum berpengalaman, tentu racikan bahan-bahan kue itu suka salah, sehingga kue buatannya pun sering gagal. Dia tak menyerah begitu saja, Utrin terus belajar sembari mencari pasar. “Nyoba terus dan sampai pun masih terus belajar. Alhamdulillah dengan memposting foto kue di sosial media (sosmed), itu ternyata langsung diminati. Mulai sejak itu, saya tertarik usaha kue,” kata Owner Utrin@rt itu.
Keringat Utrin saat merintis bisnis kue ultah berbuah manis. Bisnisnya terus berkembang, tingkat produksinya saat ramai bisa sampai sebulan penuh atau dua hari sekali, dengan estimasi harga mulai Rp 200-350 ribu. “Omzet per bulan sekitar Rp 4 juta,” ungkapnya.
Namun, menjalankan bisnis kue ultah tetap menyimpan sisi minus, utamanya pada ketahanan kue yang cuma tiga hari. Sisi minus itu pun membuat pemasaran kue cuma di area Trenggalek. “Pandemi tetap ada saja pemesanan kue ultah, karena tiap bulan selalu ada yang pesan untuk simbolis ultah,” ucapnya.
Selain gigih, Utrin juga menyukai bidang usahanya, karena masih selaras dengan hobi di bidang seninya. “Saya hobi menggambar, jadi selain menghasilkan, juga dapat menyalurkan hobi,” pungkasnya. (*/rka)