KABUPATEN BLITAR – Usai insiden maut minibus versus KA Penataran di Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, Sabtu (30/4), PT KAI berencana menutup akses jalan di perlintasan tersebut. Namun, rencana itu tegas ditolak oleh warga setempat lantaran jalan itu menjadi akses vital.
Kepala PT KAI Daop 7 Madiun, Hendra Wahyono mengatakan rencana penutupan itu tidak terlepas dari kondisi perlintasan sebidang yang tidak dilengkapi dengan sarana peringatan seperti palang pintu, EWS, dan petugas jaga. Padahal, itu menjadi pokok keselamatan penghuna jalan.
“Itu karena memang perlintasan resmi. Kalau pemerintah daerah tindak sanggup menjaga, maka akan kami tutup,” kata Hendra, Minggu (1/5) siang.
Usai koordinasi, lanjut Hendra, pihaknya kemudian memutuskan untuk menunda penutupan tersebut. Sebab, pemerintah desa memiliki solusi alternatif lain. Yakni menambahkan petugas jaga pada akses tersebut terhitung mulai 2-9 Mei mendatang.
“Kalau setelah itu tidak ada penjagaan, maka kami tagih pernyataannya pemdes. Kalau masih tetap tidak ada penjagaan maka akan langsung kami tutup,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasirharjo, Chusana membenarkan bahwa sebelumnya warga menolak jalan penghubung itu ditutup karena menjadi akses utama antardesa. Sedangkan soal penjagaan, bakal melibatkan 16 personel Dishub hingga sepekan ke depan.
“Mengingat adanya akses vital, maka kami sepakati untuk memberikan petugas jaga di titik tersebut,” ungkap dia.
Kasi Perparkiran Dishub Kabupaten Blitar, Yudi Setiawan mengatakan, kini pihaknya sudah mengerahkan belasan petugas untuk dibina untuk menjaga empat titik perlintasan, yakni di Desa Pasirharjo, Desa Pangru, Kendalrejo, dan Bence. Dia berharap, penjagaan tersebut bisa maksimal untuk meminimalisasi terjadinya laka.
“Kami persiapkan mulai besok. Tapi hanya sampai 9 Mei. Setelah itu, masih kami tunggu keputusan berikutnya dari pihak desa (Pasirharjo),” katanya.
Sebelumnya, sebuah minibus nopol AG 1886 OS ringsek dihantam KA Penataran, Sabtu (30/4) kemarin, pukul 15.00 sore. Akibatnya, sepasangan suami istri, Tri Yoga Bayu Legowo (31) dan Anisa Rachmawati (32) tewas seketika. Sementara seorang balita dipastikan selamat meski mengalami patah tulang.(mg2/wen)