KOTA BLITAR – Perubahan suhu lebih dingin saat malam, sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir. Itu bisa sebagai tanda datangnya musim kemarau.
Meski beberapa kali sempat terjadi hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Blitar menyebut itu sebagai anomali cuaca. Cuaca yang tidak bisa diprediksi dan terjadi hampir merata di seluruh daerah di Jawa Timur (Jatim). Puncak musim kemarau diprediksi pada Oktober mendatang.
“Kota Blitar masuk kategori aman. Namun, yang sedang kita waspadai saat ini menurunnya mata air sumur,” kata Sekretaris BPBD Kota Blitar Supriadi kepada koran ini, kemarin (30/6).
Hal itu, lanjut Supriadi, mengindikasikan masuknya musim kemarau. Untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan, BPBD menyiapkan sejumlah langkah. “Di antaranya memetakan wilayah yang rawan kekeringan dan menyediakan truk tangki air,” katanya.
Belajar dari peristiwa sebelumnya, beberapa wilayah di Kota Blitar pernah dilanda kekeringan. Sejumlah warga kesulitan mendapatkan air bersih, karena sumber air dari sumur telah kering. “Ya semoga tahun ini aman-aman saja,” harapnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap memetakan titik-titik yang rawan dilanda kekeringan di Kota Blitar. Ada tujuh kelurahan yang masuk kerawanan. Di antaranya, Ngadirejo, Tanggung, hingga Tanjungsari.
Seperti tahun sebelumnya, BPBD akan menyiapkan truk tangki air untuk menyuplai air bersih ke rumah-rumah warga terdampak. Saat ini BPBD kota memiliki dua tangki air bersih. “Kami nanti juga akan meminta bantuan dropping dari tangki air bersih milik DLH maupun PDAM,” tandasnya. (sub/c1/wen)