KOTA BLITAR – Pakaian bekas sejatinya bisa dimanfaatkan kembali untuk barang bernilai guna. Seperti topi, tas, dan lain sebagainya. Tentunya, harus melalui proses seleksi dan pembersihan terlebih dahulu.
Seperti yang kini digeluti Ardhiana Malrasari, warga Kelurahan/Kecamatan Sananwetan. Dia memanfaatkan celana jins bekas untuk bahan pembuatan tas dan topi. Usaha itu berjalan sejak 2021 ketika pandemi Covid-19.
Perempuan 42 tahun itu sebelumnya sudah berbisnis produk tas berbahan kain impor. Kini dia banting setir. Saat pandemi mendera, dia mulai kesulitan untuk mendapatkan bahan baku kain impor berupa linen dari Jepang dan Taiwan. Dia memutar otak agar tetap produktif dan menghasilkan profit.
Hingga akhirnya muncul ide untuk memanfaatkan kain bekas sebagai bahan tas dan topi produknya. Dari situ, dia terpikir untuk menggunakan celana jins bekas milik suaminya. “Itu celana jins proyek. Biasanya jika sudah bekas dibawa pulang. Akhirnya saya manfaatkan bagian-bagian tertentu untuk bahan tas,” ungkap perempuan berjilbab ini.
Bisnis yang kini digeluti tersebut dikenal dengan bisnis barang upcycle. Seiring waktu, barang atau produk upcycle sudah menjadi tren tersendiri. “Meskipun dibuat dari bahan bekas, tetapi jika diolah dengan kreatif akan menghasilkan produk unik dan menarik,” ujarnya.

Dalam pengolahannya, celana jins bekas yang sudah dipilah dan dicuci bersih kemudian dipotongi sesuai pola. Bagian tertentu seperti saku, ritsleting, hingga lubang sabuk dilepas. “Bagian-bagian itu bisa dijadikan ornamen di tas dan topi. Intinya hampir semua bagian bisa dimanfaatkan,” kata perempuan ramah itu.
Sejumlah Produk upcycle karyanya itu sudah laku terjual. Sementara ini, dia memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai media promosi sekaligus pemasaran.
Nah, untuk mendapatkan bahan celana jins bekas, Ardhiana memanfaatkan relasi suaminya yang bekerja di perusahaan tambang batu bara di Kalimantan. “Jadi, celana-celana jins bekas pekerja tambang itu saya minta. Daripada dibuang sehingga menambah sampah, mending digunakan kembali. Saya minta suami untuk dikirim,” terangnya.
Tujuan penggunaan celana jins bekas itu juga untuk mengurangi sampah. Ardhiana membanderol produk-produknya itu dengan harga bervariasi tergantung ukuran dan jenisnya. “Harga mulai Rp 100 sampai Rp 400 ribuan. Selain stok, kami juga menerima pesanan untuk model tertentu (custom),” tandasnya. (sub/c1/wen)