KOTA BLITAR – Pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan solar. Kenaikan ini diduga bakal mengerek harga kebutuhan pokok lainnya.
Mengantisipasi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar akan menyiapkan sejumlah langkah jika terjadi inflasi sebagai dampak dari kenaikan BBM. “Termasuk nanti ada dukungan anggaran untuk bansos dan lain sebagainya,” kata Kepala Badan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Blitar Widodo Saptono Johannes, kepada Koran ini kemarin (5/9).
Dia mengatakan, kenaikan harga BBM bakal diduga bakal berdampak pada harga kebutuhan pokok. Di antaranya seperti beras, gula, telur, dan lain sebagainya. “Oleh sebab itu, pemerintah daerah harus menyiapkan antisipasi untuk menekan inflasi. Selain ada bansos, mungkin juga ada operasi pasar,” ungkapnya.
Meski demikian, pemkot belum berani mengambil langkah antisipasi tersebut. Pemkot masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat. Termasuk soal bansos dan sasarannya.
Sesuai instruksi dari pemerintah pusat, pemerintah daerah diminta bersiap untuk menghadapi kemungkinan inflasi. Seperti melakukan refocusing anggaran apabila memang terjadi inflasi. Itu seperti saat terjadi wabah Covid-19.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Blitar dr Syahrul Alim mengaku, kenaikan BBM bakal dipastikan menambah beban sebagian besar rakyat. Sebab, kenaikan tersebut juga akan berimbas pada kenaikan harga kebutuhan pokok dan lainnya. “Tapi itu sudah menjadi suatu keniscayaan. Sesuai pidato pak Presiden, bahwa menaikkan harga BBM itu merupakan alternatif terakhir. Dan itu harus dilakukan,” kata politikus PDIP ini.
Namun demikian, pemerintah pusat juga berupaya mencari formulasi untuk mengimbangi kenaikan harga BBM tersebut. Salah satunya dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) bagi warga kurang mampu. Formulasi itu diharapkan bisa mengurangi dampak kenaikan BBM bersubsidi. (sub/ady)