TULUNGAGUNG – Roadshow dalam rangka event RaTu Festival Film (RFF) 2022 digelar Jawa Pos Radar Tulungagung berkolaborasi dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (SATU). Acara dikemas lewat workshop sinematografi serta keaktoran sekalgus pembukaan kegiatan Communication Day 2022 yang diselenggarakan program studi (prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) kampus tersebut.
Acara tersebut berlangsung meriah dengan ratusan peserta RFF dan perwakilan mahasiswa prodi KPI yang ikut hadir memadati ruang teater lantai 3 gedung Syaifudin Zuhri. “Dari pihak kampus mengapresiasi prodi KPI telah memberi banyak kontribusi mem-branding kampus. Saya berterima kasih dan menyambut positif atas terbantunya mempromosikan berbagai kegiatan kampus,” jelas Wakil Rektor III UIN SATU, Abad Badruzzaman, usai membuka acara itu, kemarin (24/10).
Dengan sinergitas antara event Communication Day 2022 dari prodi KPI dan RFF 2022 dari Jawa Pos Radar Tulungagung, diharapkan dapat saling mendukung satu sama lain. Selain itu, mahasiswa bisa memanfaatkan momen ini untuk mengasah skill. “Anak-anak mahasiswa bisa memanfaatkan fitur-fitur modern dan kemudahan IT dengan memproduksi konten-konten keislaman. Kita harus bisa mengisi banjirnya informasi dengan menyuguhkan konten-konten keislaman yang bermanfaat,” tandas pria bergelar profesor ini.
Output adanya workshop sinematografi dan keaktoran, bahwa masih butuh banyak proses untuk produk yang benar-benar matang. Adanya pemateri dapat memberi wawasan awal kepada mahasiswa tentang dunia sinematografi dan keaktoran. “Tentu saja kedepannya akan dimanfaatkan untuk kepentingan memproduksi konten-konten mereka sebagai mahasiswa Islam,” ungkapnya.
Disinggung terkait dukungan dari pihak rektorat, dia menegaskan, prodi KPI merupakan prodi yang berada dalam Fakultas Adab dan Dakwah (FUAD), sehingga semua fakultas memiliki hak atas dana penunjang dan pengembangan pendidikan.
Menurut dia, ketika dana tidak tercukupi secara pembiayaan, maka kampus mendorong menjalin kerjasama dan sponsorship pada pihak luar.
Wakil Dekan Fakultas Adab dan Dakwah, Salamah Nur Hidayati mengucapkan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan kolaborasi antara prodi KPI dengan Jawa Pos Radar Tulungagung. Lantaran suatu hal di luar dugaan. “Walau sebenarnya kami dari KPI punya rencana, tapi ternyata pihak Jawa Pos Radar Tulungagung justru mendatangi ke FUAD dan menawarkan program ini, langsung kita berkolaborasi,” jelasnya.
Dengan sinergitas ini dapat memastikan akan ada keuntungan bagi kedua belah pihak. Dari FUAD ikut diuntungkan dengan adanya program dari Jawa Pos Radar Tulungagung yakni RFF. “Nanti mungkin bisa untuk berkolaborasi ke lembaga akademik, agar bisa lebih luas jangkauannya,” ucapnya.
Dia berharap agar kegiatan ini dapat rutin digelar setiap tahun. Sebab dapat mengakomodir ekselensi mahasiswa prodi KPI. “Sangat tepat untuk mengembangkan keterampilan dan skills mahasiswa KPI. Semoga dapat terus berlanjut ditahun-tahun nanti. Adanya penandatanganan MoU, kita siap berkolaborasi dan bisa saling menguntungkan dikemudian hari,” katanya.
Di sisi lain, ketua panitia RFF 2022, David Dhuha mengatakan, sangat mengapresiasi atas antusias prodi KPI dalam melangsungkan kelancaran kegiatan sinergitas Communication Day 2022 dan RFF 2022. Tentu ada keinginan agar kegiatan serupa dapat berlangsung ditahun-tahun berikutnya.
Pemateri workshop sinematografi, Endik Koeswoyo menyampaikan, bagaimana memahami tentang penulisan dasar film. Mulai dari ide cerita, sinopsis, treatment dan skenario. “Kunci dasar ada empat langkah bagi pemula. Ada yang bisa menulis tapi tidak berdasarkan ilmu akademis atau otodidak, perlu diperhatikan lagi langkah-langkahnya. Jika ada ide dan sinopsis, maka lebih diperpanjang lagi di-treatment baru ke skenario. Bikin film jangan langsung jadi skenario, nanti bisa pecah fokus,” terangnya.
Untuk pembuatan film, lanjut dia, ada triangle system. Yakni produser, penulis, sutradara. Mereka pada tahapan penulisan sinopsis harus bertemu dan diskusi. Apalagi event RFF ini durasi pendek. “Harus setujui dulu, untuk pengembangan pendalam karakter dan cerita, historisnya seperti apa harus dirembug,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, RFF 2022 ini bisa jadi pijakan ke festival film nasional maupun internasional. Sebab banyak film lokal dengan isu-isu global termasuk lingkungan bisa tembus festival mancanegara. Namun film harus dikemas menarik.
Film maker daerah kini tak perlu minder. Adanya teknologi bisa mengikuti berbagai festival di kota-kota besar, termasuk Malang, Jogjakarta, Makassar, maupun luar negeri. “Kalau pernah berprestasi pasti dicari. Untuk pemula masih perlu jaringan, secara kemampuan atau skill bisa didapat dari pelatihan online gratis maupun berbayar,” ungkapnya.
Pemateri workshop keaktoran Teddy Ferrian menjelaskan, ada beberapa penyampaian terkait keaktoran bagi pemula. Mereka yang ingin jadi aktor dibekali ilmu pada saat ke casting. Yakni harus punya kepercayaan diri, perilaku baik, penampilan sopan, dan mengusai materi. “Setiap aktor dalam berperan di film dianjurkan memakai rasa, akting natural dan realis. Beda saat di panggung, kita di di film dengan gestur terlihat mimiknya perlu diperhatikan,” ungkap pria berkaca mata ini.
Untuk menumbuhkan nilai keaktoran harus lebih banyak belajar imajinasi, daya rasa, artikulasi, pemenggalan kata-kata, gerak tubuh, hingga senam mulut. “Tadi ada sedikit masukan tentang keberanian pemain film di RFF. Tulunggagung animo perfilman sangat tinggi, masuk lima besar di Jawa Timur (Jatim). Lima kota itu, Surabaya, Malang, Gresik, Sidoarjo, dan Tulungagung. Memang diperlukan pelatihan untuk keaktoran di daerah ini, saya siap membantu,” ujarnya.
Sementara itu salah satu peserta workshop, Falikul Isbah mengatakan, dengan ikut kegiatan ini bisa menambah ilmu dan bekal mengikuti lomba. Berbagai materi disampaikan pemateri akan diterapkan di lapangan untuk pembuatan film. “Masukan disampaikan pemateri sudah cukup, tapi ini belum ada gambaran untuk penulisan sinopsis,” pungkasnya. (mg2/din)