TULUNGAGUNG – Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Jepun yang semula dipakai sebagai tempat isolasi pasien terkonfirmasi Covid-19, kini telah dikembalikan ke dinas perumahan dan kawasan pemukiman (DPKP). Itu lantaran melandainya kasus Covid-19 di Tulungagung.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung dr Kasil Rokhmad menjelaskan, Juni lalu pihaknya telah melakukan serah terima Rusunawa Jepun ke pihak dinas terkait. Agar dilakukan pengelolaan dengan sebagaimana fungsi awalnya.
Menurut dia, dengan dikembalikannya rusunawa tersebut, pihak dinas bisa mengelola dan bisa difungsikan untuk meningkatkan perekonomian. Yaitu dengan menyewakan tempat tersebut ke masyarakat yang belum memiliki hunian.
“Jadi tidak menunggu status pandemi dicabut, ini sudah kami kembalikan. Kalau tidak salah satu bulan atau dua minggu yang lalu. Kami juga sudah mengambil seluruh peralatan medis untuk Covid-19 yang sebelumnya berada di rusunawa,” jelasnya.
Meski kasus sudah melandai dan tidak ada peningkatan secara signifikan, dia tetap berharap masyarakat tidak lengah untuk tetap menjalan protokol kesehatan (prokes). Selain itu, prokes berguna untuk memproteksi virus dari luar tubuh. Dia juga berpesan agar masyarakat tetap melakukan vaksinasi apabila belum tervaksin.
Peran vaksinasi masih penting, sebab bisa berguna untuk proteksi virus dari dalam tubuh. Selain itu, pihaknya juga tetap melakukan tes swab untuk pasien yang masuk ke rumah sakit. Terutama pasien yang bakal menjalani tindakan operasi. Bahkan, semua yang dicurigai positif tetap dilakukan tes swab. Dengan upaya yang terus dilakukan berbagai pihak, diharapkan kasus Covid-19 di Tulungagung tidak meningkat kembali seperti dahulu. “Kini kasus Covid-19 di Tulungagung tetap melandai. Tidak seperti daerah lain yang ada peningkatan. Puskesmas juga harus kembali mengoptimalkan pelayanan atau pekerjaan-pekerjaan yang selama Covid-19 terbengkalai,” sambungnya.
Kepala DPKP Tulungagung Anang Prastitianto membenarkan pengembalian Rusunawa Jepun itu. Namun, setelah dilakukan serah terima, rusunawa masih perlu pembenahan atau renovasi sedikit. Sekitar Agustus atau September sudah siap dipakai untuk hunian.
“Alat medis sudah diambil oleh dinkes. Bahkan, kini masyarakat sudah banyak yang pesan sehingga pada Agustus telah banyak yang langsung menempati. Tarif sewa masih sama yakni Rp 300 ribu yang bawah dan Rp 250 yang atas. Namun, belum penuh,” pungkasnya.(jar/c1/din)