TRENGGALEK – Menjaga kualitas dan cita rasa serta berinovasi merupakan kunci agar usaha kuliner tetap eksis. Hal itu yang saat ini dilakukan oleh Rachmat Anwar untuk terus menjalankan kedai kopi miliknya. Pasalnya, jika hal tersebut tidak dilakukan, pasti kedai kopi miliknya yang diberi nama Kopi Moe akan kalah bersaing dengan yang lain.
Hal tersebut terjadi seiring kedai kopi baru bermunculan di berbagai daerah di Kota Keripik Tempe. Apalagi kedai tersebut menyajikan berbagai konsep tersendiri, seperti suasana yang nyaman, indah, dan bagus untuk berfoto selfie, hingga makanan pendamping sebagai teman ngopi.
Karena itu, jika tidak berinovasi pastinya akan kalah bersaing. “Kendati jenis kopi dan latar kedai yang berbeda, namun konsep yang disajikan pengusaha kedai kopi tersebut tetap sama. Yaitu ngopi, sehingga saat ini istilahnya konsumen menang milih,” ungkap Rachmat Anwar kepada Radartulungagung.co.id.
Dari situ dirinya berusaha sebaik mungkin untuk mengubah konsep berbeda daripada sekadar ngopi. Itu dilakukan dengan membuat produk makanan baru yang menjadi unggulan, yaitu cwimie.
Karena itu, konsumen yang datang ke kedai tujuan utamanya adalah memesan produk unggulan tersebut dengan diselingi memesan kopi dan sebagainya. “Ada teman yang juga pemilik salah satu kedai kopi bilang, jika produk kopi yang saya jual enak, namun harus ada produk utama yang dijual, sebab untuk menarik pelanggan. Makanya saya mencoba membuat produk baru itu,” katanya.
Apalagi ketika pandemi Covid-19 mulai ada, berbagai kebijakan dilakukan oleh pemerintah seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang mem buat kedainya tutup. Dirinya memiliki waktu lebih untuk melakukan eksperimen dengan membuat produk baru.
Setelah produk yang dihasilkan dianggap enak oleh keluarga sendiri, barulah dikenalkan ke orang lain. Setelah memproduksinya untuk dijual, dirinya melakukan pemasaran dengan jemput bola, yaitu dengan menitipkan ke para pedagang sayur yang biasa beraktivitas pada pagi hari.
Tak ayal, karena itu dirinya harus bangun tengah malam untuk membuat produk makanan berjenis mie tersebut untuk dititipkan. Bukan hanya itu, di kemasan makanan tersebut juga ditempeli kedai yang menjualnya, tanpa dilengkapi dengan kontak person. “Ini kami lakukan agar jika ada konsumen yang memesan bisa memesannya lewat pedagang sayur yang saya titipi sehingga perekonomian bisa jalan. Sebab, mereka akan dapat untung. Selain itu bagi yang mengenal kedai ini, bisa langsung datang untuk membeli sambil memesan kopi,” jelas pria yang akrab disapa Sinyo ini. (jaz/c1/dfs/rka)