TULUNGAGUNG- Sepuluh rumah yang mengalami kerusakan akibat bencana di Tulungagung akhir-akhir ini bakal dilakukan perbaikan. Dana Rp 90 juta disiapkan untuk merespons musibah dengan membangun rumah yang terdampak.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Tulungagung Anang Prastitianto mengatakan, akibat bencana yang beberapa waktu lalu terjadi di Tulungagung, setidaknya terdapat 10 rumah milik warga yang mengalami kerusakan ringan maupun berat. Pihaknya merespons dalam waktu dekat ini bakal melakukan perbaikan terhadap 10 rumah tersebut.
Dia merinci terdapat delapan rumah yang mengalami kerusakan ringan. Rata-rata kerusakan terjadi di beberapa bagian rumah saja. Namun, terdapat juga dua rumah milik warga yang ambruk rata dengan tanah akibat bencana yang terjadi. Dua rumah yang ambruk tersebut notabene memang bangunan rumah tidak layak. Lokasinya tersebar di empat wilayah Tulungagung antara lain Kecamatan Besuki, Tanggunggunung, Bandung, dan Kalidawir. “Baik yang rusak berat maupun rusak ringan akan dibangun 100 persen seperti semula,” katanya.
Dana Rp 90 juta pun disiapkan untuk penanganan kerusakan rumah tersebut. Bantuan yang diberikan tentu diharapkan akan meringankan beban masyarakat yang tengah mengalami musibah. “Kini sudah perencanaan, dalam waktu dekat tahun ini akan segera dibangun,” tegasnya.
Di sisi lain, memang masih terdapat puluhan rumah lainnya yang mengalami kerusakan. Yakni, sekitar 64 rumah milik warga di Kecamatan Tanggunggunung yang retak-retak akibat tanah bergerak. Meski demikian, pihaknya tak bisa melakukan perbaikan pada puluhan rumah tersebut karena ditakutkan akan mengalami retak kembali tatkala sudah diperbaiki. Rumah rusak yang dilakukan perbaikan memang rumah yang bisa diselamatkan dan ditangani.
“Puluhan rumah retak di Kecamatan Tanggunggunung tersebut apabila dibangun bisa retak kembali karena pergerakan tanah, malah mubazir anggarannya,” jelasnya.
Jalan keluar yang diambil, pihaknya mengusulkan puluhan rumah tersebut untuk direlokasi ke tempat lain yang tidak terjadi pergerakan tanah. Namun, apabila rencana tersebut direalisasikan tentu membutuhkan proses yang panjang. Itu karena juga harus ada penelitian lebih lanjut tentang kondisi tanah di sana (Kecamatan Tanggunggunung, Red). “Memang kalau direlokasi ke tempat lain membutuhkan proses yang panjang,” pungkasnya. (mg1/c1/din)
