TRENGGALEK – Calon jemaah haji (CJH) Kota Keripik Tempe kloter 8 masih khawatir akan ketersediaan stok makanan di Tanah Suci nanti. Pasalnya, beberapa CJH dimungkinkan masih membawa bahan makanan. Ini dirasakan oleh petugas pengangkat koper CJH kemarin (8/6).
Berdasarkan informasi yang didapat Jawa Pos Radar Trenggalek di lokasi pengumpulan koper yang berada di Gedung Bhawarasa Trenggalek, mayoritas berat koper CJH antara 25 kilogram hingga 30 kilogram. Dari luar tidak ada yang aneh. Namun setelah diangkat, petugas merasakan barang yang ada di koper tersebut berat. Bukan hanya itu, petugas juga beberapa kali merasakan berbagai peralatan untuk makan seperti piring plastik, gelas, dan sebagainya. “Memang pada proses pengumpulan ini kami tidak melakukan pengecekan, sebab jika dilakukan satu per satu akan memakan waktu lama. Semoga saja barang seperti itu tidak dibawa,” ungkap Kabag Kesra Sekretariat Daerah (Setda) Trenggalek Habib Solehudin.
Dia melanjutkan, kendati masih terbilang wajar sebaiknya barang tersebut tak usah dibawa dan bisa diganti dengan barang yang lebih berguna. Sebab, setiap CJH dibatasi membawa barang maksimal 30 kilogram. Nantinya barang bawaan tersebut akan dikirim ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya yang kemudian diteruskan ke bagasi pesawat. “Ketika di asrama, para CJH tidak perlu memikirkan barangnya ini, sebab sudah diurus panitia. Jadi jemaah baru mengambil barangnya ini ketika sudah sampai di Jeddah, Arab Saudi,” imbuhnya.
Selain itu, untuk jumlah keseluruhan koper CJH yang dibawa petugas kemarin sebanyak 192 buah, sesuai jumlah CJH asal Trenggalek yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini. Jumlah tersebut diambil dari tiga Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang ada di Trenggalek. Sementara itu, agar lebih mudah dalam mengenali kopernya, selain pada masing-masing koper tercantum identitas pemilik, para CJH juga memberinya dengan berbagai tanda seperti sobekan kain, boneka, pita, dan masih banyak tanda lainnya. Dengan dmeikian, para jemaah haji bisa cepat mengenali barang bawaannya melalui tanda-tanda tersebut dan bisa melaksanakan ibadah dengan tenang. “Semoga saja pada koper itu para jemaah tidak membawa barang yang dilarang ketika terbang, seperti korek api, senjata api, aksesori berbahan logam, dan sebagainya. Karena hal itu telah kami jelaskan ketika sosialisasi dalam persiapan pemberangkatan,” jelas pria yang merangkap sebagai Plt Kepala Dinsos P3A Trenggalek ini.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Trenggalek Agus Prayitno menambahkan, barang bawaan CJH yang dimasukan dalam koper memang telah dikoordinasi oleh masing-masing KBIH. Kendati demikian, karena jumlahnya tidak terlalu banyak sebelum diangkut ke kontainer, terlebih dahulu dikumpulkan menjadi satu di Gedung Bhawarasa Trenggalek. Hal itu untuk mempermudah pengambilan petugas pengiriman. Karena itu pada proses memasukkan ke kontainer, petugas menunggu seluruh koper yang disetorkan lengkap 192 buah. “Sedangkan untuk pengambilan nanti setelah melaksanakan ibadah haji dan kembali sampai di tanah air, keluarga jemaah diberi bukti sobekan kertas untuk pengambilan. Jadi sobekan itu tidak perlu dibawa ke Tanah Suci,” imbuhnya.
Sekadar diketahui, CJH Trenggalek berangkat tadi sekitar pukul 00.30 WIB. Dengan menggunakan bus, mereka menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya sebelum take off ke Arab Saudi.(jaz/c1/rka)