TULUNGAGUNG- Jangan pandang sebelah mata bisnis gerabah. Meski sehari-hari bergelut dengan tanah liat, usaha penjualan gerabah bisa menjadi sumber penghasilan menjanjikan. Omzetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah dalam sebulan.
Seperti diakui Kumil, salah satu pelaku bisnis gerabah tanah liat di Kalidawir. Ibu satu anak ini menjadikan bisnis gerabah sebagai sumber mata pencahariannya sejak tahun 2020.
Dia mengaku, usaha ini berawal dari hobinya yang menyukai barang unik dan jadul. Saat itu dirinya iseng mem-posting gerabah koleksinya di media sosial (medsos). Tak disangka, banyak menyukai barang-barangnya. “Karena basic-nya suka barang unik dan jadul. Lalu iseng foto gerabah terus di-posting lewat WhatsApp. Ternyata banyak yang minat,” ujarnya.
Gerabah tanah liat ini banyak digemari masyarakat beberapa tahun terakhir ini. Alasannya tak hanya berfungsi sebagai hiasan yang menambah nilai estetika, namun kembali difungsikan sebagai alat memasak sebagaimana awal mula penggunaan gerabah. “Banyak fungsinya. Misal para ibu-ibu cari gerabah untuk wadah sayur. Terus orang-orang yang buka usaha kafe dengan konsep tradisional. Ada para fotografer yang cari hiasan untuk studio,” jelas perempuan 26 tahun ini.
Selain fungsional, gerabah tanah liat juga memiliki manfaat kesehatan dan ramah lingkungan dibandingkan produk berbahan plastik. “Sekarang banyak masyarakat menyadari kalau penggunaan gerabah tanah liat memiliki dampak positif bagi kesehatan dan bisa didaur ulang dibandingkan plastik,” pungkasnya.(ae3/din)