TRENGGALEK – Berbekal rekaman CCTV akhirnya Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Trenggalek menemukan identitas terduga pelaku vandalisme di kursi pintar (smart bench) Alun-alun Trenggalek. Diketahui terduga pelaku tersebut berasal dari salah satu komunitas di Trenggalek. Untuk itu kemarin (11/7), mereka dipanggil untuk datang ke kantor Diskominfo Trenggalek.
Berdasarkan informasi yang didapat Jawa Pos Radar Trenggalek ini di lokasi, terduga pelaku yang datang berjumlah dua orang sekitar pukul 09.30. Setelah datang mereka langsung masuk ke ruangan Kepala Diskominfo Trenggalek Edif Hayunan Siswanto guna menceritakan kronologi kejadian tersebut. “Penemuan identitas terduga pelaku itu terjadi setelah kami menelusuri rekaman CCTV, dan ternyata mereka merupakan anggota salah satu komunitas. Makanya berkat bantuan anggota komunitas itu dan pegiat media sosial, terduga pelaku berhasil ditemukan,” ungkap Kepala Diskominfo Trenggalek Edif Hayunan Siswanto.
Dia melanjutkan, berdasarkan informasi tersebut terduga pelaku berjumlah empat orang. Rata-rata mereka berasal dari komunitas skateboard dan mural. Namun dari jumlah tersebut, sementara ini hanya dua orang terduga pelaku yang telah datang ke kantor. “Berdasarkan keterangan dua orang yang datang kesini, dua orang terduga pelaku lainnya tidak bisa hadir karena satu sudah pergi kuliah di Jogjakarta, dan satu sedang menyelesaikan pekerjaannya,” katanya.
Sedangkan untuk kedua terduga pelaku yang datang, mereka disuruh membuat surat pernyataan yang intinya mengakui kesalahannya dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Namun sebelumnya, Diskominfo juga memberi pembinaan terkait perbuatan yang merusak fasilitas umum (fasum). Sebab smart bench diadakan di lokasi tersebut kegunaannya sebagai fasilitas tambahan bagi pengunjung agar mudah mengakses internet, mengecas smartphone, juga melihat informasi terkait Trenggalek. “Setelah mengakui kesalahannya mereka kami minta untuk datang ke kantor Satpol PPK, sebab yang dicoret-coreti ini merupakan aset negara,” jelasnya.
Sementara itu salah satu terduga pelaku aksi vandalisme Yosa mengakui perbuatannya. Dia menambahkan, kendati perbuatan tersebut dilakukan secara sadar namun bukan maksudnya untuk merusak fasum tersebut. Sebab kala itu, dirinya dan teman-temannya hanya sekadar membuat tagging atau penanda pada smart bench tersebut. Karena itu, dirinya dan teman-temannya bersedia membuat surat pernyataan terkait kejadian tersebut. “Jadi saat itu, sebenarnya kami sedang beristirahat dan mengerjakan tugas, hingga iseng membuat tagging itu. Saat itu kami menganggap jika tidak ada yang suka, tinggal menghapus sebab bolpoin yang digunakan mudah untuk dihapus,” imbuhnya.(jaz/rka)