Tuesday, May 24, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Sosok
Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tetap Tinggi Sepanjang 2022

Berprinsip Berkarya Tidak Ada Batasannya, Kegigihan Wahid Jafar Mayono Kejar Mimpi di Tengah Cerebral Palsy

May 11, 2022
in Sosok
0

TRENGGALEK – Wahid Jafar Mayono memang penyandang cerebral palsy (gangguan yang memengaruhi gerakan, Red). Kedua kaki dan tangannya cacat, yang menyulitkannya berjalan atau sekadar melakukan aktivitas layaknya orang-orang normal. Tapi di balik keterbatasan itu, Wahid adalah pria yang kreatif. Bahkan melalui jasa desainnya, dia mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Tiao kemauan pasti ada jalan. Istilah itu dapat mewakili Wahid Jafar Mayono. Dia memang punya keterbatasan fisik, tapi impian tak berlaku bagi orang normal saja. Selama mau dan berusaha, semua orang pasti diberikan jalan.

 

Wahid adalah orang yang tertarik dengan desain grafis. Dia suka mengolah sesuatu yang kosong agar memiliki nilai estetik. Hal itu dibuktikan dengan kelihaiannya saat mengisi komponen-komponen layer (lembaran kosong  dalam aplikasi desain, Red) kosong menjadi sebuah undangan pernikahan.

 

Cara Wahid membuat desain itu pun berbeda. Dia tidak memakai mouse saat mendesain, melainkan mengandalkan joystick PlayStation (PS). Joystick itu sebagai penggerak pointer pada laptop. Memang, cara yang dipakai Wahid lebih lama. Tapi, alat itu adalah yang paling sesuai dengan keterbatasan fisiknya.

 

Melihat desain buatan Wahid, tentu orang tidak akan mengira jika orang yang mendesainnya adalah disabilitas. Sebab, karya-karya desain buatannya mampu menyembunyikan identitas dirinya. “Berkarya tidak ada batasannya,” ucapnya.

 

Menjalani profesi sebagai desainer undangan mengharuskan Wahid berada di depan layar monitor laptop dengan waktu yang cukup lama. Namun itu bukan menjadi masalah, dia sudah terbiasa dengan aktivitas di depan laptop, bahkan dia begitu menikmatinya. “Tidak capek, waktu menjadi tak terasa ketika mendesain,” ungkapnya.

 

Pria kelahiran 1992 itu mengaku mempelajari desain grafis dari Kota Solo, Jawa Tengah. Dia ikut kursus dan pelatihan. Keputusan itu memaksa Wahid untuk meninggalkan Yayasan Inklusif Disabilitas Naeema Trenggalek, sebagai lingkungan yang sudah mengetahui dan menerima segala keterbatasan dirinya untuk bertemu dengan orang-orang baru. “Selama tiga bulan dulu ikut kursus desain grafis,” ucapnya.

 

Berkat keuletannya, Wahid berhasil meningkatkan kemampuan desain grafisnya dengan cara berlatih terus-menerus. “Dulu belajar kursus, lalu dikembangkan sendiri,” imbuhnya.

 

Kini jerih payah Wahid berbuah hasil. Dia sering menerima permintaan jasa desain grafis melalui jejaring sosial. Meskipun dengan kondisi yang terbatas itu, Wahid mampu menyelesaikan permintaan jasa desain grafis sesuai jadwal. Biasanya, proses pembuatan desain undangan itu butuh waktu sekitar lima hari. “Itu sekaligus cetaknya, kalau desain banner atau baliho itu tergantung minat pemesan,” ucapnya.

 

Jasa desain grafis Wahid pun dibanderol ramah dikantong. Wahid menarik tarif Rp 400 per satu lembar undangan berwarna dan Rp 300 untuk hitam putih. “Ya terus saya kembangkan, semoga bisa menjadi jalan dan ladang rezeki bagi saya,” pungkasnya. (*/c1/rka)

Tags: kabupaten trenggalekkota trenggalekperistiwa trenggalekradar mataramanradar trenggalektrenggalektrenggalek hari initrenggalek update
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Tarif Parkir di Tulungagung Bakal Bengkak, Sanksi Derek Maupun Digembok akan Menanti

Next Post

Perluas Pencarian ke Perairan Pacitan, Korban Terseret Ombak di Pantai Konang Belum Ditemukan  

Related Posts

Pedagang Lantai Dua Pasar Legi Blitar Enggan Pindah, Ini Alasannya

Wujudkan Ekspresi di Atas Kanvas

by Radar Blitar Jawa Pos
23 May 2022
0
13

KOTA BLITAR - Melukis merupakan salah satu wujud ekspresi diri,...

Semangat Kuliah dan Nyanyi, Begini Cara Alfi Bagi Waktu

Semangat Kuliah dan Nyanyi, Begini Cara Alfi Bagi Waktu

by Radar Blitar Jawa Pos
23 May 2022
0
12

KABUPATEN BLITAR - Menjalankan dua aktivitas dalam waktu tertentu memang...

Tampil Elegan Bergaun Hitam

Tampil Elegan Bergaun Hitam

by Radar Blitar Jawa Pos
21 May 2022
0
161

KOTA BLITAR - Perpaduan warna menjadi selera tersendiri bagi tiap...

Load More
Next Post
Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tetap Tinggi Sepanjang 2022

Perluas Pencarian ke Perairan Pacitan, Korban Terseret Ombak di Pantai Konang Belum Ditemukan  

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Kisah Suyoto, Generasi Keempat Penjaga Candi Mirigambar

10 Ribu Anak di Trenggalek Belum Divaksinasi

3 months ago
194
PMI asal Blitar Karantina di Isoter Srengat Jika Positif Covid-19

Kontak Erat, Delapan Siswa di Kota Blitar Positif Covid-19

4 months ago
323

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital