TULUNGAGUNG – Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dikenal sebagai partai politik (parpol) yang memperhatikan kepentingan masyarakat dari berbagai sisi aspek. Pada Sabtu (26/3) lalu, parpol ini melakukan Sosialisasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja. Agenda ini bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kegiatan itu dihadiri anggota DPR RI, Nurhadi SPd.
Tidak ketinggalan ada perwakilan dari BKKBN Jatim Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN) Dra Sofia Hanik MM; Kabid Dalduk Sujianto SKepNers MMRS; serta Kepala Desa Karangsono Ali Makruf. Selain itu juga ada sekitar 200 peserta yang menghadiri sosialisasi.
Nurhadi mengatakan, dirinya memang terdorong untuk ikut berperan dalam penurunan angka stunting secara nasional. Hal ini semata-mata untuk mewujudkan generasi berkualitas di Indonesia. Karena, ini menjadi salah satu modal untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. “Bagaimana negara kita mau maju kalau generasi penerusnya masih 25 persen mengalami stunting. Ini perlu disosialisasikan tidak hanya di tingkat nasional, provinsi, kabupaten saja, akan tetapi juga perlu langsung ke desa-desa seperti ini,” jelasnya.
Anggota dewan dengan jargon Semar Mbangun Kahyangan ini menegaskan, persentase stunting nasional selalu dibahas di rapat Komisi IX DPR RI. Karena, semua memang memiliki tekad untuk menekan persentase tersebut agar semakin rendah. “Peran legislatif mendorong penurunan angka stunting dalam setiap rapat mengatur regulasi yang ada. Sebagai anggota DPR, kita memaksimalkan fungsi pengawasan dengan anggaran yang sudah disetujui. BKKBN itu melaksanakan sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, utamanya untuk yang sudah terjadi stunting,” ungkapnya.
Panglima Nurhadi mewanti-wanti, dalam menuju Indonesia Emas 2045 harus bersama sama menjaga tumbuh kembang anak. Jangan sampai ketika tumbuh kembangnya itu tingginya tidak sesuai anak normal, tapi setidaknya pola pikirnya jangan sampai menjadi terbelakang atau idiot. “Kalau sudah terjadi stunting, caranya melakukan pendampingan dengan memberikan gizi yang terbaik untuk anak,” tutur anggota fraksi NasDem ini.
Panglima Nurhadi juga berharap agar masyarakat menjadi agen perubahan ketika kembali ke rumah masing-masing. Kalau bicara masalah keluarga berencana, itu tujuannya dengan menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera. ”Dengan mulai merencanakan usia nikah yang tepat, usia melahirkan yang tepat dan jarak kelahiran anak pertama dengan kedua, serta asupan gizi anak dan rencana pendidikan anak, perlu diperhatikan. Insyaallah ke depan Indonesia memiliki generasi-generasi berkualitas alias generasi emas,” tegas pria berkumis ini.
Sementara itu, perwakilan BKKBN Jatim dan Koordinator Bidang ADPIN, Dra Sofia Hanik MM mengatakan, ada beberapa pokok tujuan program ini. Yakni, untuk mengedukasi orang tua agar lebih bisa memperdulikan dan mendidik serta mengarahkan hal-hal yang positif ke anak-anaknya. “Seperti halnya cara mendampingi anak remaja, harus diberi tahu sesuatu hal yang benar. Misalnya, berhubungan dengan lawan jenis bisa memicu kehamilan,” tuturnya.
Seperti diketahui bersama, di negara ini sudah banyak kejadian seperti ini. Karena, ruang lingkup dan tentang kurangnya pengawasan dari orang tua yang bisa mengakibatkan pergaulan bebas. Namun di sisi lain, dia juga menyampaikan pentingnya mengikuti tentang program bina keluarga lansia. “Di atas umur 60 tahun, seseorang sudah banyak persoalan dan berbagai nacam penyakit sudah mulai mendekat. Jadi ketika di sebuah keluarga ada lansia, setidaknya kita sudah memahami cara penanangan yang dibutuhkan,” terangnya.(rif/c1/rka)