KABUPATEN BLITAR – Tak hanya jalan mulus, sarana pendukung lain juga mesti diperhatikan pemerintah daerah. Misalnya, penerangan jalan umum (PJU). Diduga masih banyak ruas jalan yang kini minim penerangan. Akibatnya, masyarakat tidak bisa menikmati akses atau infrastruktur secara maksimal.
“Utamanya akses atarkecamatan, kalau bisa diperbaiki. Kita berharap wilayah kita aman ya, tapi kalau penerangannya baik tentu pengguna jalan lebih nyaman,” kata tokoh masyarakat Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung, Narji.
Dia mencotohkan, ruas jalan yang ada di Dusun Wegalih dan Dusun Kepuh merupakan akses utama atau penghubung antara Kecamatan Bakung dan Desa Pasiraman, Kecamatan Wonotirto. Di lokasi tersebut sudah ada sarana penerangan jalan, tetapi sudah setahun terakhir tidak berfungsi alias mati. “Ada sekitar 6 PJU yang saat ini tidak berfungsi. Padahal, itu lokasinya bulak (kawasan minim permukiman, Red),” tuturnya.
Dia mengungkapkan, akses itu tidak hanya penting bagi masyarakat, tetapi juga menjadi akses utama pariwisata yakni Pantai Pangi. Artinya, tidak hanya sebagai jalur mobilitas warga, tetapi juga bisa menjadi penunjang ekonomi dan sektor pariwisata. “Sepanjang jalan menuju pantai juga belum ada sampai sekarang. Padahal, kontribusi untuk daerah melalui retribusi pariwisata juga sudah ada,” keluhnya.
Di lokasi terpisah, Wakil Bupati Rahmat Santoso tidak memungkiri masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu tangan cekatan pemerintah daerah. Pihaknya berharap masyarakat bersabar karena kemampuan kuangan dan personel yang dimiliki pemerintah relatif terbatas.
Kendati begitu, Rahmat memastikan pemerintah daerah akan berupaya maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tak terkecuali urusan penerangan jalan yang masih kurang di wilayah Blitar selatan. “Kemarin kami mencoba memberikan beberapa fasilitasi penerangan untuk masyarakat di Desa Ngadipuro dan Desa Bululawan, Kecamatan Bakung,”katanya.
Wabup menjelaskan, pemenuhan layanan penerangan ini tidak diambilkan dari anggaran daerah, tetapi sumbangan dari dana pribadi. Itu mempertimbangkan urgensi dan kondisi keuangan daerah yang notabene tidak bisa direalisasikan dalam waktu cepat. “Kami pakai solar cell, dengan harapan bisa menghemat pembiayaan daerah,” katanya.
Rahmat mengatakan akan berupaya untuk mendapatkan sumber-sumber pembiayaan lain di luar anggaran daerah. Sebab, kemampuan keuangan daerah yang terbatas dipastikan tidak bisa memenuhi semua kebutuhan dan kepentingan masyarakat. (hai/c1)