TULUNGAGUNG – Badan Narkotika Nasional (BNN) Tulungagung targetkan rehabilitasi 40 orang. Namun, target tersebut tak terpenuhi. Tahun ini, hanya 25 orang rawat jalan.
Menurut Kepala BNN Tulungagung, AKBP Sudirman, minimnya peminat rehab di BNN, imbas dari Adanya Pandemi beberapa tahun kemarin. Sebab, rehabilitasi dilakukan dengan metode konsultatif melalui media online semi offline.
“Kedepan sudah direncanakan screening lapangan langsung. Karena dua tahun setengah sudah tidak melakukan hal tersebut akibat pandemi,” kata Sudirman.
Sudirman mengatakan, rencana BNN Tulungagung akan menggunakan sistem jemput bola pada masyarakat yang membutuhkan. Bahkan ia telah memetakan kembali adanya Sekolah atau Kampung Potensi Penyalahgunaan Narkoba.
“Kita yakin di permukaan masih banyak orang yang harus direhab, jadi BNN konsen penyelamatan pada generasi muda,” ujarnya.
Secara teknis, Sudirman menjelaskan, bahwa dalam proses rehabilitasi akan dilakukan konsultasi sebanyak delapan kali pertemuan dan setengahnya akan dilakukan evaluasi.
Namun, jika metode yang digunakan tersebut tidak efektif, maka metode tersebut akan diubah.
“Kalau masa pandemi kita lakukan konsultasi via video call dan face to face. Kesulitannya kalau ada yang direhab terus dia ke luar kota dan tidak melanjutkan konsultasi, itu kami anggap gagal,” ungkap Sudirman.
Tolak ukur keberhasilan menurut Sudirman adalah ketika orang yang direhab dapat menolak tawaran pemakaian obat dari temannya.
“Itu berarti 70 persen berhasil dan mereka tidak mengulangi pemakaian obat lagi,” tukasnya. (ain/zaq)