TULUNGAGUNG – Temuan klaster baru Covid-19 pada siswa SMA dan mahasiswa di Tulungagung mendapat perhatian dari berbagai pihak. Koordinasi dilakukan pihak terkait untuk mengurangi peningkatan kasus virus korona.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Ahmad Mugianto mengatakan, dengan temuan klaster pada siswa SMA dan mahasiswa di Tulungagung, selanjutnya Bupati Tulungagung akan memanggil satgas dari masing-masing lembaga pendidikan tersebut untuk laporan dan penyikapan terhadap temuan kasus ini. “Karena untuk SMA bukan kewenangan dari pemerintah daerah, hanya wilayahnya yang berada di daerah, kewenangannya ada di provinsi dan kementerian,” katanya.
Dia mengatakan, kini masih dilakukan uji laboratorium terhadap kasus yang ditemukan. “Total yang sudah dipastikan sekitar 30-an dari siswa SMA dan mahasiswa,” sebutnya.
Dia menambahkan, untuk upaya pencegahan kini pada SMAN 1 Boyolangu sudah dilakukan sistem daring, serta tracing kepada orang terdekat dan keluarga. “Kebanyakan mereka OTG, jadi untuk isolasi bisa dilakukan di rumah selama lima hari dan tidak dikarantina rusanawa atau di rumah sakit,” katanya.
Sebelumnya, selain pada siswa sekolah, juga ditemukan kasus positif Covid-19 pada mahasiswa. Ditemukan jumlah kasus Covid-19 hasil pelacakan dari salah satu penghuni kos di Kecamatan Kedungwaru pada Senin (24/1) lalu yang menunjukkan reaktif antigen.
Dengan temuan tersebut, Humas UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Ulil Absor membenarkan temuan klaster pada mahasiswa di Tulungagung yang terpapar Covid-19 ini yang kebetulan adalah mahasiswa UIN Tulungagung aktif.
Dia mengatakan, pihak UIN Tulungagung tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung untuk menangani mahasiswa yang terpapar ini. Untuk mahasiswa yang terpapar juga sudah melakukan isolasi mandiri.
“Hari ini (kemarin, Red) belum ada perkuliahan dan masih libur semester, kita masih fase pembayaran UKT seminggu ke depan, untuk seminggu selanjutnya akan ada pemrograman baru perkuliahan akan dimulai. Jadi belum bisa diketahui apakah temuan ini memiliki pengaruh terhadap perkuliahan karena saat ini perkuliahan belum dilakukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinkes Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad belum bisa memastikan varian Covid-19 apa yang terjadi di salah satu SMA negeri di Tulungagung dan kos mahasiswa, kemarin. Sebab hingga kini hasil sampel yang diujikan belum keluar. Agar tidak ada klaster baru, pihaknya meminta sekolah baik SD, SMP, maupun SMA/SMK untuk memperketat protokol kesehatan (prokes).
“Testing, tracing dan treatment (3T) kita galakkan. Terlebih kini kasus mulai menunjukkan peningkatan,” tandasnya. (mg1/c1/din)