TULUNGAGUNG – Haul Kyai Ageng Khasan Mimbar dan Haul Jam’ul Jawami yang dilaksanakan merupakan sebuah bentuk penguatan sejarah berdirinya tanah adat Perdikan Majan. Nilai-nilai religi, kebudayaan, sejarah, adat istiadat bangsa harus terus dijaga sebagai upaya untuk penguatan bangsa.
“Harus tetap kita jaga dan lestarikan segala macam keragaman yang ada serta berkembang di masyarakat,” ungkap Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat memberikan sambutan dalam acara tersebut, kemarin (29/6).
Dia melanjutkan, semangat yang didasari dengan nilai-nilai luhur disertai doa kepada leluhur merupakan kegiatan yang baik dan patut diapresiasi. Itu karena pesan-pesan moral yang bisa digali, sebagai warisan sejarah sekaligus pentingnya menjaga adiluhung. “Menjaga warisan adiluhung juga merupakan satu di antara pilar kebangsaan,” tandasnya.
Tak lupa, dia menyampaikan selamat kepada Sandiaga Salahudin Uno atas penganugerahan gelar adat yang telah diterima. Diharapkan, gelar adat yang diterima akan menjadi amanah dan dapat mempererat rasa kesatuan di negara ini.
Ketua Kasepuhan Sentono Dalem Perdikan Majan, Raden Moh Ali Sodik mengungkapkan, Haul Kyai Ageng Khasan Mimbar dan Haul Jam’ul Jawami jatuh pada bulan Sela pertanggalan Jawa. Tahun ini diperkirakan haul yang ke-245. Tema yang diambil tahun ini yaitu Seni, Wisata, Religi, Budaya, dan Ekonomi Kreatif.
Karena itu, kegiatan yang dilakukan dimeriahkan dengan puluhan stan bazaar. Masyarakat tumplek blek pada haul kali ini. Rangkaian acaranya, terdapat pembacaan sejarah singkat dari Raden Khasan Mimbar, penganugerahan gelar adat kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahudin Uno, serta nyekar ke Makam Eyang Kyai Ageng Raden Khasan Mimbar dan Makam Sentono.
Dia menjelaskan, setiap tahun pihaknya akan memberikan gelar adat dan tahun ini diberikan kepada Sandiaga Uno. Karena Kasepuhan Perdikan Majan merupakan bagian dari organisasi sultan raja se-Indonesia.
Gelar adat yang diberikan adalah Dimas Raden Notonegoro atau kurang lebih memiliki arti sebagai saudara yang diharapkan bisa untuk menata negara. “Kita berikan gelar adat tersebut karena ketokohan Pak Sandiaga di negara ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, gelar adat yang diberikan merupakan suatu bentuk melestarikan adat budaya yang dimiliki. Karena menurutnya, saat ini keberadaan budaya tersebut mulai tertindas oleh keadaan zaman sehingga harus dilestarikan. (mg1/c1/din)