Tuesday, July 5, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Sosok

Cara Anom Trio Setyawan Nguri-uri Budaya dapat Cuan Melalui Wayang Kulit

June 13, 2022
in Sosok
0

Trenggalek– Dua tahun kondisi ekonomi Anom Trio Setyawan sebagai perajin wayang terpuruk. Namun, dia tetap mempertahankan usaha itu. Bukan sebatas mencari pundi-pundi rupiah, melainkan nguri-uri salah satu warisan budaya.

Selebar 1 meter, tempat Anom Trio Setyawan menguras keringat. Perawakan tubuhnya tidak kekar. Namun, Anom punya daya konsentrasi tinggi dan berjiwa telaten. Tak ayal derit lincak itu terdengar saat memukulkan gandhen atau palu besar, agar tatah bisa menembus kulit sapi.

Aktivitas Anom saat membuat wayang tidak mengganggu tetangga, karena mereka tahu pekerjaannya demi keberlangsungan warisan budaya wayang kulit.

Lekuk tubuh wayang kulit yang amat rumit sudah Anom jajaki sejak tahun 2015. Berbekal belajar dari almarhum ayahnya, kini dirinya bisa menaruh harap hidupnya dari jasa membuat wayang kulit dan sungging wayang. “Waktu pandemi tidak ada pesanan, baru dua bulan ini ada pesanan,” ungkapnya sambil menghembuskan nafas panjang.

Wayang kulit pahatannya itu tak dijual mahal. Pasalnya, Anom mengaku bahwa harga wayang kulit pahatan tangannya itu mulai dibanderol Rp 200 ribu-Rp 5 juta yang paling mahal. “Harga tergantung permintaan pemesan, ada yang rumit jadi ya agak berbeda harga,” jelas pria kelahiran 1993 itu.

Tak ayal, usaha yang ditekuni di balik himpitan perumahan mendatangkan pundi-pundi rupiah dari berbagai daerah. Konsumennya menyebar dari berbagai pulau di Indonesia, mulai Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.

Bahan baku pembuatan wayang kulit itu ada dua jenis, memang asli dari kulit hewan sapi dan kambing, tapi ada juga yang meminta menggunakan bahan baku plastik mika. “Kalau wayang klasik, saya buatnya dari kulit. Kalau wayang karakter yang saya buat menggunakan mika plastik,” kata warga Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan itu.

Harga yang sangat ramah di kantong para seniman wayang kulit itu, Anom harus menghabiskan waktu mingguan untuk membuat pesanan jadi tepat waktu.

Mulai dari memoles kulit sapi dan kambing, membuat pola, memahat, dan menyungging adalah makanan sehari-hari pemuda Kedungsigit itu. “Yang paling penting hafal karakter wayang,” jelasnya.

Berbagai pengalaman pahit dan manis sudah menemani kucuran keringat Anom saat memahat. Bahkan, pengalaman mistis yang tak pernah dilupakan dalam hidupnya.

Waktu itu, dirinya tengah menggambar sketsa wayang untuk membuat mal. Namun, ukuran wayang ternyata berubah-ubah. Anom pun menganggap wajar, karena kegiatannya berhubungan dengan wayang.

Berbekal enam alat pahatan, wayang segala jenis bisa dibuat Anom, seperti aksesori baju adat, dirinya juga mengerjakan perihal demikian. “Untuk penyelesaiannya ya pewarnaan itu, setelah pemahatan, jadi kelihatan wayang kalau sudah ada warnanya,” ujarnya.

Selama Anom menekuni pahat wayang, banyak konsumen yang lebih tertarik dengan karakter gagrak Solo dibanding Jogjakarta. Perbedaannya, kata dia, gagrak Solo memiliki ukuran yang lebih ideal dan proporsional. “Gagrak Solo yang sering saya garap, kalau gagrak Jawa Timur atau Jogjakarta pernah tapi tidak sering,” imbuhnya.

Anom akan terus menekuni usahanya. Selain untuk meneruskan usaha keluarga, dengan usaha itu Anom lebih memahami tentang wayang dan budaya asli Jawa. “Banyak manfaat ketika saya menekuni usaha ini, jadi hafal karakter wayang, sampai fasih berbicara bahasa pewayangan,” tutupnya. (*/c1/rka)

Tags: kabupaten trenggalekkota trenggalekperistiwa trenggalekradar mataramanradar trenggalektrenggalektrenggalek hari initrenggalek update
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

11 Parpol di Tulungagung Kecipratan Banpol Rp 1,84 M

Next Post

Rancangan Peraturan Coblosan Masih Sebatas Draf, KPU Trenggalek Enggan Publish

Related Posts

Style Kasual Jadi Andalan

Style Kasual Jadi Andalan

by Radar Blitar Jawa Pos
04 Jul 2022
0
75

KOTA BLITAR - Ada banyak lokasi bagus untuk fotografi. Belakangan...

Cerita drh Pranoto Adi Swasono Ikut Tangani PMK

Cerita drh Pranoto Adi Swasono Ikut Tangani PMK

by Radar Blitar Jawa Pos
04 Jul 2022
0
50

KOTA BLITAR - Sebelum penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah, para...

Nikmatnya Degan Bakar Berpadu Rempah Kaya Manfaat

Nikmatnya Degan Bakar Berpadu Rempah Kaya Manfaat

by Radar Blitar Jawa Pos
04 Jul 2022
0
70

KABUPATEN BLITAR - Es degan atau es kelapa muda tak...

Load More
Next Post

Rancangan Peraturan Coblosan Masih Sebatas Draf, KPU Trenggalek Enggan Publish

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

PT BPR Nusamba Wlingi Jadi Mitra UMKM Tingkatkan Perekonomian

1 week ago
19

Kantong Darah Kedaluwarsa Dibuang

3 months ago
53

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital