SANANKULON, Radar Blitar– Berbagai jenis usaha baru kian menjamur di tengah masa pandemi Covid-19. Pengusaha baru bermunculan. Bahkan usia tidak membatasi seseorang untuk mulai merintis usaha dengan keuntungan yang menjanjikan. Untuk itu, para pelaku usaha dituntut memiliki ide kreatif dan pandai dalam membaca peluang.
Kini, usaha ataupun produksi rumahan semakin berkembang. Selain tidak membutuhkan ruang produksi luas, usaha rumahan juga dapat dilakukan tanpa ada batasan waktu. Sehingga, para pelaku usaha dapat menyesuaikan produksi dengan waktu yang dimilikinya.
Salah seorang pengusaha rumahan, Drina Ambarwati mengaku, baru memulai usaha roti sejak setahun terakhir. Tepatnya pada awal kondisi pandemi Covid-19, yang mengharuskan masyarakat untuk tidak ke luar rumah. Kala itu, Dia hanya membuat roti untuk anaknya namun justru mendapat pesanan dari rekannya.
“Usaha ini terjadi secara tidak sengaja, saya mau hemat buat roti sendiri untuk anak karena kondisi pandemi. Kemudian iseng saya posting di media sosial. Malah teman-teman ada yang pesan,” ujarnya.
Drina mengatakan, banyaknya pesanan roti dari rekannya dibaca sebagai sebuah peluang usaha. Untuk itu, produksi roti rumahan kian fokus agar bisa mendapatkan keuntungan tambahan. Termasuk dengan mempelajari beberapa resep variasi jenis roti.
“Tidak ada basic khusus untuk buat roti. Tapi saya memang penyuka donat dan roti,” katanya.
“Dari situ saya belajar sambil terus praktik bikin roti, dan tak langsung berhasil. Yang jelas memang harus telaten, mau belajar itu kuncinya” imbuhnya.
Menurut dia, memulai bisnis atau usaha di tengah masa pandemi memang cukup berisiko. Namun, ada beberapa jenis usaha yang masih dapat terus bisa bertahan dan perkembang. Seperti misalnya, usaha kuliner, pernak-pernik kebutuhan pencegahan Covid-19 dan sebagainya.
Ibu dua anak itu mengaku, usaha bidang kuliner memang cukup menjanjikan apabila dilakukan dengan konsisten. Terlebih jika usahanya dapat diproduksi di rumah. Sebab, lebih hemat dibandingkan dengan harus menyewa tempat produksi baru.
“Sementara memang masih di rumah saja. Karena masih skala kecil. Kalau memang bisa dikerjakan di rumah, kenapa tidak. Yang penting tetap bisa menjaga kualitas produk,” katanya.
Dalam sehari, Drina mampu memproduksi sekitar enam kilogram adonan roti. Roti yang dihasilkan tidak hanya satu. Ada beberapa jenis roti. Seperti, donat, roti sisir, roti sobek, dan sebagainya. Semantara untuk, keuntungan yang didapatkan juga bervariasi setiap harinya.
“Kalau keuntungan ya tidak pasti, karena jumlah produksi setiap hari berbeda. Kadang juga produksi sesuai permintaan pelanggan. Ya bisa dibilang cukuplah untuk tambahan penghasilan ibu rumah tangga,” jelasnya.
Terkait pemasaran, Drima mengaku memanfaatkan teknologi. Termasuk internet. Yakni melalui media sosial. Sebab, dapat menjangkau lebih banyak pelanggan, termasuk rekan-rekannya. “Masih menjangkau Blitar raya saja. Ini juga sedang berusaha untuk terus aktif memasarkan lewat media sosial,” tandasnya. (fim/wen)