TULUNGAGUNG – Angka Kasus Covid-19 di Tulungagung kembali melonjak. Bahkan rekor awal ditembus tahun ini dengan bertambah 77 kasus per hari kemarin (16/2). Dengan demikian, hingga 16 Februari jumlah kasus positif mencapai 8.943 kasus.
Wakil Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung Achmad Mugiyono mengatakan, beberapa hari terakhir ini memang terjadi peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 yang signifikan. Ini tak lepas dari gencarnya upaya pengendalian dan pencegahan 3T (tracing, testing, dan treatment).
“Ya, ini tambahan kasus paling tinggi di tahun 2022 ini. Dimungkinkan akan terus bertambah menyusul digencarnya 3T termasuk hasil tracing di sekolah-sekolah,” katanya.
Berdasarkan data analisa kriteria zonasi di rukun tetangga (RT), Sebanyak 6.265 RT berzona hijau, 105 RT berzona kuning, dan 39 RT berzona oranye. Adapun 5 kecamatan di Kabupaten Tulungagung dengan kasus aktif tertinggi, yakni Kecamatan Kecamatan Tulungagung sebanyak 21 kasus, Kecamatan Kedungwaru sebanyak 16 kasus, Kecamatan Boyolangu sebanyak 13 kasus, Kecamatan Ngunut sebanyak 12 kasus, dan Kecamatan Bandung sebanyak 9 kasus.
“Jumlah kasus aktif kita cukup banyak, setelah ditambah 77 kasus tadi. Yakni total 144 kasus. Dengan rincian, 75 dirawat dan 69 menjalani isolasi terpusat,” tuturnya.
Mengenai faktor tingginya kasus Covid-19, pria yang juga menjabat sebagai kabag protokol dan komunikasi pimpinan ini mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 ini diduga karena kesadaran terhadap protokol kesehatan (prokes) di masyarakat yang mulai menurun. Terlebih masih ditemukan tempat-tempat keramaian yang berpotensi terjadi penularan Covid-19.
Tak hanya itu, adanya varian baru virus korona, Omicron juga menjadi salah satu pemicu. Sebab, varian baru virus Covid-19 memiliki tingkat penularan lebih cepat dan meluas.
“Itulah kenapa kini prokes menjadi kunci utama. Ini sudah harus menjadi sebuah kebiasaan,” terangnya.
Selain mengingatkan pentingnya prokes, Achmad pun mengimbau masyarakat untuk aktif mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang sedang berlangsung di desa. Sebab, vaksinasi dapat menjadi salah satu upaya untuk menekan laju penularan kasus.
“Vaksinasi belum mencangkup semuanya. Kita dengan sasaran 846.702 orang untuk dosis I masih sebesar 84,84 persen, untuk vaksin II masih 69,63 persen, dan vaksin III 2,94 persen,” tandasnya.
Di tempat berbeda, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rochmad melalui Kabid Pelayanan Kesehatan (Yankes), Ana Herawati mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 ini sudah diantisipasi. Yakni sesuai SK Bupati, terdapat 19 rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) sebagai tempat perawatan. Namun untuk efisiensi yang disiapkan sebanyak 3 RSDC dan Rumah Sakit Campurdarat.
“Kalau semua diaktifkan atau pasiennya menyebar, tidak efisien. Baik itu tenaga maupun alat pelindung diri (APD). Namun nanti, jika kasus terus melonjak akan diaktifkan semua,” katanya.
Sejauh ini, keterisian empat RSDC tersebut sangat kecil. Sebab, kebanyakan kasus ditemukan orang dengan gejala ringan dan tanpa gejala (OTG) sehingga bisa melaksanakan isolasi secara mandiri (isoman) atau isolasi terpusat milik desa atau kecamatan.
“Baik yang isoman maupun isoter, mereka tetap kita awasi. Bahkan jika perlu obat-obatan, kita siap melayani,” tandasnya. (lil/c1/din)